Kamis, 19 Januari 2012

Ikhwanul Muslimin, Amerika dan Israel


[ 18/01/2012 - 02:42 ]

Amiel Amien

Apa yang ingin dilakukan Israel terhadap situasi internal Mesir yang terus berubah dan simpati terhadap naiknya kelompok Islam politik baik dari Ikhwanul Muslimin atau Salafi?

Sudah pasti Israel ingin menjadi batu sandungan bagi langkah bersatu internal Mesir. Jika dalam pemilu legislatif terakhir memenangkan pilihan Islam secara kentara, maka Israel bukan hanya sekadar resah, namun ia sudah dalam tahap konflik langsung dengan IM. Kelompok luar yang berusaha terbuka dengan mereka diwakili oleh Amerika Serikat. Apa perlunya bicara soal ini pada saat sekarang? Di awal bulan ini, mayoritas media massa Israel mengisyaratkan bahwa: berbeda dengan Amerika, Israel merasa resah dengan naiknya Ikhwanul Muslimin di Mesir. Khususnya setelah jelas visi misi dan statamen para elitnya yang merupakan ancaman bagi perjanjian damai Mesir – Israel.

Kekhawatiran ini sudah sampai pada batas dimana hal itu diwacanakan pada meja Dewan Keamanan Nasional Israel yang merupakan pihak penasehat resmi yang ditugasi menentukan sikap pemerintah.

Apa rekomendasi utama Dewan Keamanan Nasional Israel? “Bekerja untuk mengeluarkan presiden Amerika Obama dari keluguannya dalam menyikapi naiknya kelompok Ikhwanul Muslimin di Mesir dan kawasan Arab. Bukan hanya itu, bahkan Dewan yang diketuai oleh jenderal beraliran kanan ekstrim, Yacob Amidror menyebut naiknya kelompok Islam di Timur Tengah sekarang sebagai hasil dari pengalaman ideologi utuh Eropa yakni ideologi Nazi dan Fasisme namun kali ini dengan baju “agama” (Islam).

Kita sudah terbiasa dengan pernyataan provokatif seperti yang keluar dari Dewan Keamanan Nasional Israel yang memancing tanda tanya lebih jauh soal hubungan Amerika dengan Ikhwanul Muslimin, bagaimana dan mau kemana?

Dua bulan lalu, senator Jon Kerry, mantan kandidat presiden Amerika berkunjung ke kantor resmi Partai Kebebasan dan Keadilan, sayap politik Jamaah Ikhwanul Muslimin. Beberapa saat lalu, William Brens, asisten Menlu Amerika yang menggelar pembicaraan panjang dengan Ikhwanul Muslimin. Penyataan Jefri Filteman, sosok berpengaruh di kementerian luar negeri Amerika dan dekat dengan Hillary Clinton menegaskan bahwa dirinya adalah canel baik resmi atau rahasia antara dua pihak (Amerika dan IM). Lantas apakah ada yang berubah di Washington. Apakah ada yang berubah atau diganti dari orientasi Amerika terhadap IM di Mesir.

Agaknya Amerika tidak ingin mengulang kerugian strategi yang menimpakannya di Iran, pasca revolusi Islam tahun 1979 meski sangat berebda. Karenannya, pemerintah Obama berdasarkan laporan terakhir harian Newyork Times sudah memulai menempuh politik baru dari dengan meralat permusuhan dengan Jamaah Ikhwanul Muslimin di Mesir yang selama ini dianggap sebagai organisasi penentang kepentingan Amerika.

Namun apakah apa yang terjadi di Washington adalah kecenderungan umum? Artinya, apakah itu arus politik yang bersamaan antara Gedung Putih dengan Kongres Amerika misalnya? Jawabannya harus dikembalikan kepada latarbelakang pengaruh Israel di Amerika, kepada Kongres dan hubungan antara penganut partai Republik terutama. Sebab mereka ini menolak mendekati kelompok Islam baru. Mereka itu menuding Obama membuka ruang kepada umat Islam untuk menguasai Mesiryang merupakan sekutu AS.

sudah menjadi maklum hubungan penganut partai republik dengan kelompok penekan dan pendukung negara Israel tidak pernah luput dari ingatan kita. Semua statemen kandidat presiden Amerika dari partai republik menegaskan bahwa rekomendasi Dewan Keamanan Nasional Israel sudah mulai berbuah dan bukan dalam waktu dekat ini namun sudah malam.

Di sisi legislasi, kita melihat Senat Amerika yang keras terhadap Ikhwanul Muslimin dan mengaitkan bantuan ekonomi bagi Mesir dengan bersihnya pemerintah Mesir mendatang dari kelompok teroris atau pendukungnya.

Tidak heran bila aleg Jeiv Dankan meminta dinas luar negeri Amerika memasukkan Ikhwanul Muslimin dalam daftar organisasi teroris. Atau kita dengan aleg Harod Berman bahwa IM memiliki visi misi yang menentang Amerika dan Israel. bahkan aleg berpengaruh di komite hubungan luar negeri Amerika, Elena Rose Litanen meminta Pentagon melakukan investigasi tudingan terhadap IM terkait keterlibatannya dengan operasi terorisme.

Apapun, Israel akan menghalangi kedekatan Amerika dengan IM. (bsyr)

El-Bayan Emirat
http://www.infopalestina.com/ms/default.aspx?xyz=U6Qq7k%2bcOd87MDI46m9rUxJEpMO%2bi1s79hRS3vBdGUAtuwXkMa456gcY1%2f7RXjGVMXGmVGQ0dws5LgR8QjpgSnZKLUkGSAm6DBuimCplgbouYoHTx6GjWWNbay1pnF1dK9x%2fmQ3VhqU%3d

Tidak ada komentar: