Sabtu, 26 Februari 2011

Ujian Berat Ikhwanul Muslimin

[ 25/02/2011 - 01:56 ]



Jamal Abu Raidah

Pasca jatuhnya rezim Hosni Mubarak, Ikhwanul Muslimin menjadi blow up media dibanding masa-masa sebelumnya sebab ia dianggap sebagai kekuatan oposisi utama di negeri itu. Semua orang bertanya-tanya potensi IM dalam pemilu presiden dan legislatif dan pengaruhnya di masa depan Mesir. IM sudah bermain cantik ketika menyatakan tidak ikut dalam pemilu presiden mendatang dan tidak akan berusaha memperoleh mayoritas dalam pemilu legislatif mendatang. Sepengetahuan penulis, motifasi sikap yang tidak bisa diprediksi ini kemungkinan sebagai berikut:

1. Kekhawatiran akan terjadi blokade dunia internasional terhadap Mesir jika IM menang dalam pemilu presiden atau legislatif, seperti halnya yang dialami oleh Hamas setelah menang dalam pemilu 2006 sehingga gerakan perlawan Palestina itu mengalami kondisi yang mengkhawatirkan.

2. Ekspektasi harapan rakyat Mesir yang tinggi besar pasca jatuhnya rezim Mubarak yang hampir dipastikan tidak akan bisa diwujudkan oleh IM selama beberapa tahun ke depan.

3. Tantangan internal dan eksternal yang besar yang dihadapi Mesir.

4. Pengalaman IM yang tidak cukup dalam kekuasaan baik di level kepresidenan atau pemerintahan. Keberhasilan kerja IM selama beberapa tahun lalu tidak menjamin kesuksesan dalam kerja pemerintahan yang pelik.

Karenanya, penulis yakin faktor-faktor ini cukup membuat IM khawatir berpartisipasi dalam pemerintah mendatang. Pertanyaannya, jika IM tidak maju, padahal ia adalah gerakan terbesar di Mesir dalam pemerintahan yang sulit dan sensitif ini, apa yang mungkin terjadi dalam fase ini?

Menurut penulis, sikap IM ini sudah jelas diambil untuk keluar dari kepelikan ini; yakni menyerukan dibentuknya pemerintah koalisi nasional dari semua kelompok politik untuk menyatukan usaha semua elemen Mesir selama masa sulit ini dalam mengemban tanggungjawab nasional. Pilihan ini akan menjamin akan menyatukkan energi Mesir untuk keluar dari situasi tragis selama 30 tahun. Maka diprediksi pemerintah koalisi ini akan dibentuk setelah masa transisi yang tidak lebih dari 6 bulan sejak sekarang akan menyelesaikan urusan internal Mesir di urutan pertama. Ini akan memberikan harapan bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi Mesir sekarang ini.

Harapan Arab dan dunia Islam terhadap sangat besar yakni bisa memimpin mereka di kancah internasional dan merancang masa depan dunia. Bisa diperkirakan musuh umat tidak akan membiarkan Mesir . mereka akan melancarkan konspirasi yang sudah digalang sejak hari pertama Hosni Mubarak jatuh. Sebab jika Mesir bebas dari kungkungan mereka, maka ia akan bisa menghimpun unsur-unsur kekuatan di belakangnya untuk maju.

Adapun jaminan Mesir yang bisa menempuh jalan menghadapi tantangan dan konspirasi adalah dengan mencalonkan seorang pemimpin mereka sendiri dari kalangan Muslim Qibti, kemudian memulai proses pembangunan komperhensif bagi ekonomi Mesir. (bsyr)http://www.infopalestina.com/ms/

Tidak ada komentar: