Jumat, 28 Januari 2011

Urgensi dan Tujuan Dakwah Kampus

1/29/2011 08:12:00 AM | Posted by islamedia



Islamedia- Dakwah kampus yang telah bergulir selama lebih dari 20 tahun lamanya telah memberikan banyak perubahan untuk perbaikan Indonesia. Berbicara tentang dakwah kampus, maka kita akan membicarakan tentang masa depan bangsa dan perbaikan bangsa. Dakwah kampus inilah yang nantinya akan menjadi salah satu tonggak peradaban masa depan. Membangun peradaban, ya itulah yang akan kita lakukan di kampus ini. Saya akan membuka pembahasan ini dengan peran kampus dalam membangun individu yang kuat serta peran sentral dakwah kampus yang identik dengan dakwah mahasiswa.

Dakwah kampus memiliki keunikan tersendiri dari objek dakwah dimana dakwah kampus memiliki objek dakwah yang secara sosio-demografis homogen. Ia seorang yang berpendidikan, menggunakan logika dalam berpikir, serta terbuka terhadap segala informasi. Menilik juga kemampuan mahasiswa untuk melakukan mobilsasi secara hotizontal dan vertikal dalam struktur masyarakat. kesempatan mahasiswa ini juga bisa di gunakan untuk menyebarkan dakwah Islam secara lebih luas, serta untuk mencitrakan mahasiswa itu sendiri. Dimana masyarakat bisa menilai apakah mahasiswa kini, yang akan memimpin bangsa di masa yang datang adalah seorang yang seimbang antara ilmu akademik dan ilmu agama.

Mahasiswa

Mahasiswa memiliki banyak keunggulan lainnya sebagai objek dakwah utama, selain kapasitas pribadinya. Mahasiswa biasanya belum banyak sibuk dengan urusan dunia, ia masih banyak berkutat dalam hal menuntut ilmu saja. masa depan mahasiswa yang relatif panjang juga merupakan kesempatan tersendiri, seorang mahasiswa saat ini bahkan bisa mendapat gelar sarjana pada usia 20 tahun. Usia yang sangat muda , dan mempunyai kesempatan periode hidup yang relatif panjang untuk merubah diri dan masyarakat. serta sifat pemuda yang melekat pada mahasiswa menjadi kekuatan yang tidak boleh dilupakan, sejarah membuktikan bahwa pemudalah yang nantinya akan mengubah bangsa.

Mahasiswa juga selalu dikenal sebagai pihak yang netral, dimana ia selalu memberi tanpa memihak, ia bergerak berdasar naluri untuk melakukan kebaikan dan perubahan. Budaya untuk berkontribusi juga dapat dilihat pada mahasiswa, ia terus bekerja dan bekerja untuk mencapai tujuannya, budaya dinamis dapat dilihat pada mahasiswa. Selain itu mahasiswa juga mampu menjaring kekuatan hingga tingkat internasional, banyak sekali mahasiswa di dunia ini, dan pada kondisi teknologi maju seperti saat ini, sangat memungkinkan antara mahasiswa beda negara untuk saling bertukar informasi dan membuat sebuah forum/aliansi mahasiswa yang dengan skala internasional.


Dakwah Kampus bagian integral dari dakwah secara umum

Gambar diatas menggambarkan ekskalasi perbaikan peradaban, dimulai dari perbaikan individu, dimana individu ini akan membangun sebuah keluarga, lalu kumpulan keluarga ini akan membentuk dan bergabung dalam masyarakat dan menjadi bagian dalam perbaikan negara. Tahap terakhir adalah bagaimana kumpulan negara yang ada akan membangun sebuah era baru peradaban Dunia. Peran dakwah kampus dalam tahapan ini menekankan pada perbaikan individu dan masyarakat.

Perbaikan Individu
Individu atau mahasiswa dalam konteks dakwah kampus perlu dibina sejak dini agar ia sebagai pribadi memiliki kepahaman keislaman yang komprehensif. Sebagai seorang pria , ia akan menjadi seorang kepala keluarga yang akan memimpin sebuah keluarga dan menjadi teladan bagi anak-anaknya. , begitu pula dengan seorang perempuan yang akan menjadi sosok Ibu untuk keluarganya. Dimana ia akan mendidilk anak-anaknya untuk menjadi seorang yang berdedikasi terhadap umat.
Selain itu seorang individu juga dituntut untuk mampu mengoptimalkan segala potensinya agar ia dapat menjadi da’i dimana pun ia berada. Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi lalu mengubah sesuatu. Seorang kader dakwah yang terkibat dalam dakwah kampus diharapkan mampu memiliki tujuan hidup sejak dini. Ia diharapkan mampu menentukan what am i going to be ? dan membuat langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk mencapai tujuannya. Kita juga diharapkan dapat memikirkan tentang problematika umat yang terjadi dan dengan potensi yang kita miliki, kita dapat menjadi solusi perbaikan umat, baik secara parsial maupun integral.

Perbaikan individu ini bisa dilakukan dengan berbagai pendekatan di dalam dakwah kampus itu sendiri,seperti dengan permentoringan, atau dengan ta’lim dan sebagainya. Perlu dipastikan pula, bahwa dakwah kampus perlu menjamin bahwa individu yang telah terbina di masa kampus harus berlanjut pula pembinaannya pasca meninggalkan kampus. Kontinuitas ini akan membuat alumni dakwah kampus akan tetap terjaga nilai Islam dan idealismenya.

Perbaikan Masyarakat
Perbaikan masyarakat yang bisa dilakukan semasa di dakwah kampus adalah masyarakat kampus itu sendiri, yang terdiri dari mayoritas mahasiswa, setelah itu dosen dan karyawan. Semua elemen ini butuh untuk di dakwahi dalam rangka membangun satu masyarakat yang madani di sebua kampus. Tentu setiap elemen ini akan membutuhkan pola dan pendekatan dakwah yang berbeda pula. Karena setiap elemen masyarakat kampus ini memiliki karakter dan pengalaman serta cara pandang hidup yang berbeda. Memang yang paling baik adalah mahasiswa berdakwah kepada mahasiswa, dosen berdakwah pada dosen dan karyawan berdakwah pula pada karyawan. Dengan sifat dan karakter yang sama, tentu dakwah akan semakin mudah.

Akan tetapi, dalam realitanya seringkali mahasiswa memegang peranan dakwah yang paling besar. Mahasiswa dituntut pula untuk menyinari masyarakat kampus kepada semua elemen yang ada. Hal ini membuat mahasiswa harus berpikir keras dalam merekayasa dakwah di kampusnya. Berdasarkan pengalaman dalam pengamatan di berbagai kampus, dosen memegang pengaruh yang cukup besar dalam pergerakan dakwah. Karena dosen punya status yang diakui secara pengalaman maupun kapasitas intelektual, serta dosen adalah elemen yang paling bertahan lama di kampus.

Dalam perkembangannya, kolaborasi antara aktifis dakwah kampus, dan aktifis dakwah kampus permanen (dosen) akan berbuah pada satu bentuk keterpaduan dakwah kampus yang utuh. Maka, alangkah baiknya jika para mahasiswa yang memiliki kelebihan intelektual dapat melanjutkan jenjang akademiknya sehingga bisa menjadi dosen di kampus dan menjadi bagian dari pembangunan dakwah kampus. Perlu perencanaan jangka panjang memang untuk mewujudkan hal ini, maka perlu segera dimulai agar waktu yang tersedia semakin panjang.

Perbaikan Negara
Mahasiswa setelah lulus akan terlibat dalam struktur sosial masyarakat. dalam bentuk ia bekerja di bidangnya masing-masing. Ada mahasiswa yang nantinya akan menjadi dosen, profesional, birokrat, seniman, dan lainnya yang akan menjadi unsur perbaikan bangsa dalam masyarakat. nantinya mahasiswa akan masuk dalam salah satu dari 3 sektor, antara (1) sektor publik yang terdiri dari birokrat, PNS, TNI/Polri, atau Diplomat. (2) sektor swasta yang biasanya di isi oleh para profesional atau menjadi seorang wirasusaha, dan (3) sektor masyarakat yang terdiri dari LSM, social workers,dan yayasan. Dengan semakin banyaknya mahasiswa yang memiliki keseimbangan antara fikriyah, jasadiyah, dan ruhiyah mengisi pos-pos dalam masyarakat ini, secara bertahap akan mampu mengubah strukur masyarakat di negara ini. Mahasiswa yang nantinya menjadi alumni dakwah kampus harus mampu berdakwah secara personal dalam profesi yang akan di ambilnya kelak.


Penguatan dakwah fardiyah, baik dengan kemampuan persuasif, keteladanan dan pembuktian kapasitas personal secara profesional mutlak dibutuhkan oleh setiap alumni dakwah kampus. Sungguh sangat percuma jika pasca meninggalkan kampus, ia menjadi kendur dan tidak progresif lagi dalam dakwah. Oleh karena itu, maka penguatan pembinaan yang utuh dan kontinu amat sangat dibutuhkan untuk menjaga keberlangsungan dakwah itu sendiri.
Melihat kesempatan besar dari dakwah kampus, dengan melihat bahwa mahasiswa berada pada middle class dalam struktur sosial, terutama dalam aspek pendidikan.

Piramida diatas menggambarkan bahwa kluster pendidikan dari masyarakat Indonesia semakin mengecil seiring dengan kenaikan tingkat pendidikan. Pada piramida diatas dapat dilihat bahwa hanya sedikit saja dari masyarakat yang mampu meneruskan hingga tingkat perguruan tinggi, dan tahapa kampus ini adalah tahao peralihan seorang dari yang masih berstatus pelajar menjadi seorang yang mandiri. Dengan optimalnya perbaikan individu pada mahasiswa, ia diaharapkan dapat juga membuat perubahan di tempat ia bersosial dimanapun. Ketika semua perguruan tinggi mampu melakukan perubahan masyarakat kampus secara optimal, maka perbaikan bangsa akan menjadi konsekuensi logis. Akan tetapi jika kampus gagal untuk memberikan manfaat bagi mahasiswanya dalam perbaikan individu, maka kegagalan masa depan bangsa tinggal menunggu waktu saja. ironisnya memang, hasil dakwah kampus terhadap perbaikan bangsa membutuhkan waktu hingga 30 tahun kemudian. Sehingga kita perlu bersabar terhadap apa yang kita jalankan di kampus.

Perlu diketahui, bahwa hanya ada 2 juta mahasiswa di Indonesia, yang artinya adalah bahwa mahasiswa memang adalah kelompok terpilih yang intelek. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi para mahasiswa. Mampukah mahasiswa yang sedikit ini melakukan perubahan yang signifikan terhadap masyarakat, baik ketika ia masih mahasiswa maupun ketika sudah menjadi alumni.
Pemaparan diatasa akan saya simpulkan selanjutnya bahwa, dakwah kampus ini mempunyai urgensi yang sangat besar. Dakwah Kampus bukan aktifitas organisasi biasa, ini adalah bagian dari pembangunan peradaban. Sehingga Anda perlu serius dalam mengerjakan dakwah kampus ini. Semakin banyak mahasiswa yang tercerahkan akibat dakwah yang dilakukan, maka akan sangat bermanfaat untuk perbaikan bangsa ke depannya. Untuk itu perlu kiranya kita memahami tujuan dakwah kampus, yakni :

1. Suplai alumni yang berafiliasi terhadap Islam, bagaimana dakwah kampus mampu mensuplai dan mencetak alumni yang punya afiliasi terhadap Islam. Paramater afiliasi disini adalah seorang tidak menolak kebaikan dan menolak kemungkaran, serta tidak menentang ajaran Islam. Suplai alumni ini tentu tidak sekedar alumni biasa saja, akan tetapi sangat diharapkan alumni yang berkompeten dalam keilmuannnya. Perlu diingat bahwa dakwah kampus tidak melahirkan sosok ustadz atau kiai, akan tetapi dakwah kampus diharapkan dapat melahirkan sosok teknokrat muslim, cendikiawan muslim, ilmuwan muslim , desainer muslim, seniman muslim, pengusaha muslim, dan sosok intelektual muslim lainnya. Sehingga tak dapat dipungkiri lagi, penguasaan terhadap ilmu yang ditekuni di program studi menjadi mutlak harus dikuasai oleh setiap muslim.

2. Transformasi masyarakat menjadi masyarakat madani. Perbaikan masyarakat kampus dengan pembinaan di segala bidang, dengan harapan dapat membentuk masyarakat madani. Untuk membangun masyarakat madani di masyarakat luas, dapat dimulai dengan membangun masyarakat madani pada tingkat kampus. Seperti yang kita ketahui bahwa kampus adalah miniatur dari kehidupan nyata. Dengan segala realita dan heterogenitas yang ada di dalam kampus. Kampus telah berkembang menjadi laboratorium mini bagi para pemimpin masa depan bangsa. Maka banyak yang berkata, “ketika Anda bisa memimpin mahasiswa di kampus Anda, maka Anda bisa memimpin negara”. Mungkin tampak hiperbola, akan tetapi begitulah realita, maka jika saat ini para aktifis dakwah kampus semakin berkurang militansinya dan semakin rapuh kesolidan sebagai satu jamaah. Maka bisa jadi ini menjadi representasi dan kehidupan masa depan. Oleh karena itu, pemahaman yang kuat serta ekskalasi gerakan yang jelas menuju kampus yang madani perlu di rumuskan segera mungkin oleh setiap kampus agar jelas platform dakwah kampus di kampus masing-masing.

3. Penyedia unsur-unsur perbaikan negara, yakni bagaimana dakwah kampus mampu mempersiapkan para mahasiswa untuk masuk ke salah satu dari sektor sosial ( publik, swasta, masyarakat ). Dimana ia tidak hanya disiapkan secara kompetensi, akan tetapi juga disiapkan secara pemahaman dakwah. Sehingga perbaikan negara dapat dilakukan secara bottom up. Pada akhirnya memang dakwah kampus dituntut untuk dapat memberikan alumnus terbaiknya dalam rangka perbaikan bangsa. Disini menjadi penekanan adalah bagaimana setiap individu aktifis dakwah kampus memiliki visi yang jelas terhadap kehidupannya dan masa depannya sejak dini. Akan jadi apa, bagaimana mewujudkannya dan kapasitas diri apa saja yang perlu disiapkan untuk mewujudkan cita tersebut sebisa mungkin disiapkan sejak masih tingkat 2 atau tingkat 3 perkuliahan. Sehingga, ia benar benar matang dalam persiapan dan dapat menjadi sosok yang memang tepat bagi profesi yang akan ditekuninya kelak. Semua ini bisa dimulai dengan membuat pengelompokan keprofesian diantara para mahasiswa yang memiliki cita cita sejenis.

Dengan memahami urgensi serta tujuan dakwah kampus ini, diharapkan setiap aktifis dakwah mengetahui tujuan turunan dari dakwah yakni dakwah kampus itu sendiri dengan baik. Pemahaman yang baik terhadap gambaran umum mimpi mulia dakwah kampus yang berkaitan erat dengan pembangunan peradaban. Mungkin, tak banyak yang mengira bahwa hal kecil yang dilakukan di dakwah kampus akan sangat berdampak pada perubahan yang terjadi di masa yang akan datang. Seorang aktifis dakwah kampus yang memiliki pemahaman ini akan memiliki energi lebih dalam bergerak, ia tidak bergerak dengan pemahaman yang teknis saja, akan tetapi ia akan memahami peran strategis yang ia akan jalankan berdasarkan pemahaman terhadap gambaran besar dakwah kampus ini.

Ridwansyah Yusuf Achmad
[fb/rl]

Tidak ada komentar: