Sabtu, 29 Januari 2011

Mesir Kian Mencekam

1/29/2011 02:47:00 PM | Posted by abdullah

Islamedia - Seruan untuk mengadakan demontrasi besar-besaran selepas shalat Jum'at kemarin (29/1) ternyata benar-benar terlaksana. Sebagai kelanjutan dari demonstrasi yang sudah digulirkan pada selasa lalu, demonstrasi kali ini lebih besar dan lebih luas radiusnya.

Demonstrasi ini bahkan mengarah kepada situasi keamanan yang tak terkendali. Penjarahan dan perusakan tidak terhindarkan. Gedung-gedung pemerintah dan pusat perbelanjaan juga perbankan menjadi sasaran. Bahkan mobil petuga keamanan pun tidak sedikit yang menjadi incaran. Korban berjatuhan semakin bertambah, tercatat sudah lebih dari 800 orang yang menderita luka antara yang ringan hingga kritis. Sementara yang tewas sudah puluhan.

Sebagai upaya mengatasi keadaan, pemerintah Mesir semalam telah mengeluarkan peraturan jam malam yang melarang penduduknya keluar sejak jam 6 sore hingga pagi hari. Begitu juga pasukan militer kini mulai diturunkan lengkap dengan kendaraan lapis baja dan menempati posisi strategis di dalam kota. Pemerintah pun menutup sejumlah saluran telepon dan akses internet. Namun tampaknya semua itu belum mampu memadamkan perlawanan rakyatnya. Masyarakat masih keluar pada malam hari melanjutkan demonstrasinya.

Dini hari ini, Presiden Mesir Hosni Mubarak, yang kini kabarnya menyingkir ke Syarm Syeikh, daerah wisata untuk kelas atas, muncul di televisi pemerintah memberikan pernyataan resminya. Di antara isinya adalah kesiapannya untuk memenuhi harapan rakyatnya dan bahwa dirinya selalu berupaya menjaga stabilitas dan kemanan Mesir. Dia pun berencana membubarkan kabinet sekarang dan akan dibentuk pemerintahan baru yang diharapkan dapat memenuhi keinginan rakyatnya.

Pernyataan sang Presiden langsung disambut sang demonstran dengan keluar kembali pada pagi ini melanjutkan tuntutannya agar rezim yang berkuasa lebih dari 30 tahun ini segera mundur. Karena persoalannya menurut mereka bukan pada lembaga pemerintah sekarang, tapi lebih kepada sebuah rezim yang sekian lama membawa rakyat Mesir terpuruk. Hal itu tidak akan terwujud kecuali mundurnya Hosni Mubarak beserta para kroninya, diganti dengan rezim baru yang reformatif. Banyak pula para pengamat yang mengatakan bahwa pidato Mubarak tidak memenuhi harapan yang diinginkan.

Belum ada kepastian apa yang terjadi kemudian. Beberapa prediksi menyebutkan bahwa Mubarak tidak akan mundur dan siap mengambil tindakan keras untuk mengatasi kondisi ini apapun resikonya.

Sementara itu kondisi ekonomi sudah mulai merasakan dampak langsung dengan ambruknya bursa saham Mesir setelah ditariknya dana dari para investor besar. Begitu pula sejumlah maskapai penerbangan menghentikan aktifitasnya sementara. Di sisi lain, tekanan terhadap pemerintah Mesir untuk tidak menggunakan kekerasan juga semakin besar. Amerika sendiri, sekutu utama Mesir, sudah mulai 'nyaring' peringatannya kepada pemerintah Mesir, terutama masalah penggunaan kekerasan terhadap demonstran, disamping mereka mengancam akan menghentikan bantuan keamanan yang selama ini diberikan kepada Mesir.

Tidak ada komentar: