Sabtu, 29 Januari 2011

Gaza Tuntut Gulingkan Abbas dan Otoritasnya

[ 29/01/2011 - 04:10 ]



Gaza-Infopalestina: Puluhan ribu warga ikut andil dalam unjuk rasa besar di kota Gaza dan Utara Gaza setelah shalat Jumat, untuk menuntut mundur Otoritas Fatah dan faksi perundingnya yang telah diungkap dokumen Al Jazera. Dan menyerukan untuk konsisten dengan UU dan konstitusi Palestina.

Unjuk rasa berakhir dengan memenuhi jalanan Utara Gaza yang diikuti sejumlah faksi Palestina dalam festifal konstitusi dan pembelaan perlawanan.

Dr. Khalil Hayyah, Anggota Biro Politik Hamas dalam pidatonya menyatakan bahwa rakyat Palestina akan tetap menyatakan bahwa kami tidak akan mengabaikan negeri kami, meski sejengkal tanah, kami tidak akan menyia-nyiakan para pengungsi dan para tawanan, wahai mereka yang menyatakan konsensi.

Hayyah menuntut sejumlah Negara Arab supaya tidak membela faksi Oslo yang ingin menghilangkan persoalan Palestina. Ia menyatakan, Janganlah kalian mendukung mereka, sebab mereka adalah pendusta. Disebutkan bahwa Shaib Uraiqat menganggap enteng masalah perundingan yang berisi konsensi dan penyerahan kepada penjajah.

Hayyah menyerukan kepada Fatah dan mereka yang masih peduli, Kalian tidak boleh mengabaikan sejarah hanya untuk memuaskan para perunding, janganlah kalian mendukung mereka. kalian saat ini berada pada dua pilihan, mendukung atau mengabaikan. Umumkanlah sikap lepas diri dari Fatah daripada berdusta. Ditegaskan bahwa Palestina harus konsisten dengan UU-nya.

Kami tidak dapat menerima politik dusta, apa yang diungkap media, bukan hal baru, kami telah memberikan peringatan akan hal itu. Realitas membuktikan keterlibatan Fatah seperti yang dilansir TV Al Jazera.

Demonstrasi di Tepi Barat merupakan aksi dari para pendukung Fatah untuk menutupi kemarahan rakyat yang nampak di Gaza dan di luar.

Khalid Bathas, tokoh Jihad Islam menegaskan, tidak satu orangpun boleh mempermainkan konstitusi meski hanya basa-basi dengan musuh umat kita.

Dokumen mengungkap sejauh mana konsensi penyerahan pihak perunding Palestina kepada Israel, hal ini membuktikan kelemahan faksi perunding dan condong kepada tuntutan kemanan Israel.

Ditegaskan bahwa perundingan damai dan kesepakatan Oslo adalah musibah besar bagi Palestina, saat mana kita memberikan kepada musuh 80 % dari wilayah kita, dan kita sisakan 20 % yang tunduk kepada perundingan.

Khalid menjelaskan, tidak ada kesempatan bagi perundingan atas konstitusi atau tawar- menawar dalam masalah hak kembali bagi pengungsi serta mendirikan Negara. Disebutkan bahwa kegagalan perundingan disebabkan perundingan ini merupakan laknat yang mengusir rakyat Palestina dan mengusir orang yang berada di garis itu. (yub

Tidak ada komentar: