Senin, 16 April 2012

Keikutsertaan Wanita dalam Kehidupan Sosial dan Bertemu dengan Kaum Laki-Laki


Pada Zaman Ibrahim ‘Alaihis Salam

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman didekat rumah Engkau (baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyubur.” (Ibrahim: 37)

Dalam sunnah/hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas disebutkan: “… kemudian Ibrahim datang membawa Hajar dan Ismail anaknya yang sedang menyusui, lalu menempatkan keduanya di samping Baitullah … Demikianlah keadaannya hingga datang rombongan dari Kabilah Jurhum … Mereka datang, sedangkan ibu Ismail berada di dekat air (zamzam). Mereka bertanya: ‘Apakah engkau izinkan kami tinggal di tempat ini?’ Ibu Ismail menjawab: ‘Boleh, tetapi kalian tidak berhak atas air ini.’ Mereka berkata: ‘Baik.’ Jawaban mereka itu membuat ibu Ismail merasa dekat. Apalagi dia senang berteman. Akhirnya mereka tinggal di situ. Kemudian mereka mengirimkan utusan pengundang keluarga mereka untuk tinggal bersamasama di tempat itu ….” (HR Bukhari)[1]

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: ‘Salaman (selamat).’ Ibrahim menjawab: ‘Salamun (selamatlah),’ maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: ‘Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth.’ Dan istrinya berdiri (di balik tirai) lalu dia tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan dari Ishaq (akan lahir putranya) Yaqub. Istrinya berkata: ‘Sungguh mengherankan apakah aku akan melahirkan anak, padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamiku pun dalam keadaan yang sudah tua pula? Sesungguhnya ini benarbenar suatu yang sangat aneh.’ Para malaikat berkata: ‘Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan- Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlul bait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.’” (Hud: 69-73)

Dalam kitab Tafsir Ath Thabari, demikian pula Al Qurthubi, disebutkan bahwa istri Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam melayani para tamu, sedangkan suaminya (Ibrahim) duduk bersama mereka.

Pada Zaman Musa ‘Alaihis Salam

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya) dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: ‘Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?’ Kedua wanita itu menjawab: ‘Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami) sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah seorang tua yang telah lanjut usianya.’ Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.’ Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: ‘Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia bisa memberi balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami.’ Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu’aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya); Syu’aib berkata: ‘Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu.’” (Al Qashash: 23 -25)

Pada Zaman Sulaiman ‘Alaihis Salam

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: ‘Serupa inikah singgasanamu?’ Dia menjawab: ‘Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi tahu sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri.’ Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir. Dikatakan kepadanya: ‘Masuklah ke dalam istana.’ Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: ‘Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca.’ Berkatalah Balqis: ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam.’” (An Naml: 42-44)

Pada Zaman Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang memajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Al Mujaadilah: 1)

[1] Bukhari, Kitab: Hadits-hadits mengenai para nabi, Bab: Firman Allah: “Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya,” jilid 7, hlm. 208

Tidak ada komentar: