Rabu, 14 Desember 2011

Jangan Anggap Sepele Penampilan


“Sesungguhnya Allah indah dan senang dengan keindahan. Bila seorang keluar untuk menemui saudara-saudaranya hendaklah merapikan dirinya.” (HR. Al-Baihaqi)

majalahsaksi.com Bahagianya hidup dalam bingkai iman dan naungan persaudaraan. Fitrah yang mulai abu-abu pun kembali terpoles putih. Bersih. Sayangnya, kebersihan jiwa yang tak terlihat kadang tidak diiringi dengan penampilan yang semestinya.

Jangan biarkan penampilan memberikan cap buruk

Cap baik atau buruk tidak selalu muncul dari luar. Kadang, penilaian buruk terhadap diri atau kelompok bisa datang dari diri sendiri. Bukan dari rasa dengki atau rekayasa pihak luar yang menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tidak lagi menarik.

Salah satu yang paling mudah ditangkap mata adalah penampilan. Bisa berupa kebersihan tubuh, kerapian pakaian, bahkan mungkin sisiran rambut. Rasulullah saw. pernah memberi nasihat, “Apabila kamu memelihara rambut hendaklah dimuliakan.” (HR. Abu Dawud) Dan memuliakan rambut adalah dengan menjaganya agar tetap tersisir rapi.

Dalam surah Al-A’raf ayat 31, Allah swt. berfirman, “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

Persoalan yang terlihat kecil, tapi begitu besar di sisi Allah. Dan masjid adalah tempat yang paling mulia di muka bumi. Dari masjid pula, penilaian khusus buat umat Islam bermula. Kalau di tempat yang dimuliakan seperti masjid saja umat Islam tidak mampu tampil semestinya, bagaimana mungkin di tempat lain yang tergolong biasa. Dari situlah, cap buat umat Islam bermula.

Begitu pun dalam cakupan individu. Dalam pergaulan apa pun di masyarakat, tampilan selalu pada kesan pertama. Sulit seseorang bisa didengar, diperhatikan, dan kemudian diikuti perkataannya; jika penampilannya kurang meyakinkan. Tidak heran jika seorang sales pun sangat memperhatikan penampilan. Biar cuma dagang sabun, tapi pakaiannya begitu bersih dan rapi. Bahkan kalau perlu dengan dasi.

Jangan biarkan penampilan mengganggu ukhuwah

Tidak sedikit orang yang begitu perhatian dengan urusan besar, tapi kurang peka dengan hal kecil. Padahal, hal yang dianggap kecil itu tidak jarang bisa mengusik perkara besar. Di antara yang terkesan kecil itu adalah kebersihan tubuh.

Bayangkan jika dalam sebuah majelis ilmu, ada peserta yang seharian belum mandi. Lambat tapi pasti, yang lain akan merasa tidak nyaman. Karena tidak nyaman itulah, yang lain mencoba menjauh. Muncullah berbagai prasangka. Padahal, perkaranya sangat sederhana: bau badan.

Rasulullah saw. pernah memberi pesan. “Kamu akan menjumpai saudara-saudaramu. Karena itu, perbaikilah pakaianmu dan bersihkanlah kendaraanmu. Sesungguhnya, Allah swt. tidak menyukai yang kotor dan jorok.” (Alhadits)

Bahkan dalam suatu ayat, Allah swt. meminta orang-orang yang beriman untuk bisa saling memberi kesan yang baik. "Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya, Allah memperhitungkan segala sesuatu." (QS. 4: 86)

Jangan biarkan penampilan menghalangi datangnya rezeki dan simpati

Bagi mereka yang menekuni dunia dagang, persoalan kesan sangat menentukan. Dan kesan yang pertama muncul bermula dari penampilan.

Seorang pedagang obat misalnya. Mesti tampil prima, sehat, dan bersih. Bagaimana mungkin calon pembeli bisa tertarik, jika sang penjual saja terlihat loyo dan sakit-sakitan. Begitu pun tukang cukur. Konsumen akan segera lari jika tukang cukurnya berambut gondrong.

Umumnya masyarakat Indonesia, sangat menghormati mereka yang berpenampilan bersih, rapi, dan wibawa. Jika sebuah keluarga kedatangan tamu yang berpenampilan seperti itu, akan pikir-pikir jika cuma menyediakan air putih. Malu.

Begitu pun dalam dunia dakwah. Sambutan kunjungan seorang dai yang berpenampilan baik, akan juga baik. Mereka tentu tidak sekadar bersedia mendengar dan menekuni perkataan sang dai, tapi juga memberikan penghormatan yang luar biasa. Karena itulah yang bisa dibaca masyarakat.

Rasulullah saw. bersabda, "Manakala kebaikan ditambahkan pada sesuatu, itu akan memperindahnya; apabila kebaikan ditarik keluar dari sesuatu, itu akan meninggalkan cacat." (HR Muslim)

Jangan biarkan penampilan menutup cahaya Allah

Siapa bilang penampilan yang kotor, jorok, asal-asalan tidak menunjukkan kadar iman seseorang. Rasulullah saw. pernah mengatakan, "Kebersihan adalah sebagian dari iman." (HR Muslim)

Iman seseorang, di antaranya, bisa dilihat dari penampilannya. Orang yang tampil jorok dan asal-asalan kurang menganggap bahwa manusia lain adalah mulia. Apalagi terhadap saudara seiman. “Tidak beriman seseorang di antaramu hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (Alhadits)

Kalau ia senang dengan suasana bersih, tanpa bau badan; orang lain pun seperti itu. Kalau ia mengharapkan orang lain memberikan penghormatan, orang lain juga ingin seperti itu.

Seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah saw., “Bagaimana tentang seseorang yang suka mengenakan pakaian dan sepatu yang indah-indah?” Rasulullah menjawab, “Semua ciptaan Allah adalah indah dan Dia menyukai keindahan.” (HR Muslim)

Tidak ada komentar: