Jumat, 25 Maret 2011

Pelajaran dari Ikhwanul Muslimin


Islamedia.web.id - Berikut adalah ringkasan yg dinukil dr Tarikh Ikhwan 2 (1928-1938), halaman 562-578 terbitan Intermedia.

Fitnah Kedua (1937-1938)

Sebab: semangat yang meledak-ledak, ingin mencapai tujuan sebelum sempurna prinsip-prinsipnya.

Tokoh:
1. Muhamamd Izzat Hasan Mu'awin
2. Ahmad Rif'at
3. Shadiq Affandi Amin
4. Hasan As Sayyid Ustman

Keempatnya adalah anggota kantor pusat dan memiliki sejumlah pengikut.

Kebijakan yg dikritisi adalah:
1. Ikhwan terlalu basa-basi dan hanya melakukan manuver politik
2. Masalah perempuan dan keharusan mentaati hukum islam tentang larangan berdandan dan berpenampilan seronok (tidak tegas)
3. Dlm masalah Palestina, tak cukup hanya kampanye dan dana

Akh muhammad izzat menulis artikel di majalah "Jaridah Al-Ikhwan Al-Muslimin, diantaranya: 'Ikhwan untuk meraih tujuannya dan mengemban amanahnya pada terakhir ini bukan tindakan yg dekat dengan Allah, bukan jalan yg digariskan Allah dan bukan tindakan yg dilakukan Rasulullah Saw, tidak sejalan dengan sunnatullah terhadap hamba-hambanya dan tindakan yg tidak tepat.'

Al-Banna kemudian menulis artikel bantahan yang sangat panjang di majalah yg sama, yang intinya menegaskan kebijakan yg diambil Ikhwan adalah yg terdekat dg Islam dan sunnah rasul-Nya, Ikhwan tidak membuat permusuhan dengan masyarakat apalagi menyingkirkannya. Terkait palestina, Albanna menyurati mufti Palestina, yg kemudian merespon: 'yg dilakukan Ikhwan untuk mengkampanyekan Palestina sdh tepat dan kami tidak memerulakan sukerelawan.'

Perlawanan Ahmad Rif'at makin keras, dan didukung Isa Abduh, intelektual Ikhwan pada saat itu. Pengikutnya makin banyak, makin nekat dan menentang Al-Banna secara langsung dan melontarkan kata-kata pedas, memanggil dengan panggilan tak pantas. Ia dan kelompoknya melangkah lebih jauh dengan mencaci maki Al-Banna yang membuat hampir semua anggota jamaan marah dan tak kuasa menahan diri. Pengkut setia Al-Banna ingin menghadang dengan sedikit keras, tapi Al-Banna mengetahui sikap itu dan menghalangi maksud pengikut beliau.

Al-Banna kemudian melarang merespon Rif'at dkk, meski dengan kata-kata yg bisa menyinggung perasaan mereka. meski demikian Rif'at dkk tdk merasa malu, tidak mengalah dan makin menampakkan kebodohannya.

Berakhirnya Fitnah

Akh Mahmud Abdul Halim dan rekan-rekannya mengusulkan kepada Al-Banna:
1. Al-Banna menjauhi kantor pusat
2. Menugaskan sejumlah anggota yg konsisten dan setia dengan bai'atnya utk di kantor pusat tiap malam
3. Para anggota yang msh komit dg baiat dihimbau untuk memboikot para pemicu fitnah dan pengikutnya. Tak usah berucap salam dan menjawab salam mereka dan tak perlu mendengarkan omongan mereka
4. Para anggota yg masih komit harus berjanji tidak akan menyinggung penebar fitnah dan dan menyakitinya, apapun bentuknya
5. Membentuk komisi untuk melaksankan keputusan di atas
6. Memperbarui ikrar dan janji kebersamaan atas dasar prinsip-prinsip dakwah, taat dalam senang atau duka.

Anggota ikhwan melaksanakan dan mensosialisasikan usulan tersebut, dan terlihat jelas mana yg masih komit dg Al-Banna dan mana pendukung fitnah. Lama-kelamaan pengikut fitnah makin berkurang tinggal provokator dan beberpa gelintir orang.

Akibat Fitnah

Dampak buruk fitnah tsb adalah:
1. Terhentinya aktivitas ikhwan dan terkurasnya energi kurang lebih satu setengah tahun
2. Keluarnya anggota senior Ikhwan, diantaranya Mahmud Izzat, padahal ia adalah perekrut Musryid 'Am ketiga, Umar Tilmisani.
3. Ahmad Rif'at berinisiatif sendiri ke Palestina dan tewas oleh mujahidin palestina karena dicurigai sbg mata-mata.
4. Lepasnya majalah (jaridah) Al-Ikhwan Al-Muslimin dari kontrol jamaah.

Majalah An-Nadzir, Juni 1938 memuat keputusan kantor pusat:

1. Kantor pusat memutuskan pemecatan thd Muhammad Affandi Izzat, Hasan Affandi As Sayyidi, Shadiq Affandi Amin, Ahmad Affandi Rif'at karena menyalahi pemikiran Ikhwan. Dg demikian mereka bertanggung jawab atas perbuatan mereka sendiri dan tidak merepresentasikan jamaah sampai ada keputusan lain yg meninjau setatus mereka.

Penjelasan kantor pusat:

- Pimpinan pusat telah berkali-kali melakukan nasihat santun dan persuasif, tp mereka malah menentang dan sesumbar. akhirnya kantor pusat mengumumkan pemecatan mereka disebabkan menyalahi pilihan sikap/pemikiran yg diambil jamaah.
- Kantor pusat tdk menyerang mereka, dan tidak mengaggap mereka krn sdh diluar jamaah.
- Kantor pusat akan memberi dukungan manakala sejalan dg misi Ikhwan
- Diingatkan bhw setiap gerakan dakwah memiliki musuh, baik dr keluarganya sendiri maupun selian mereka, yg tidak memahami hakikat dakwah, mengejar kepentingan pribadi, atau merasa tergoda olehnya- hati manusia di tangan allah, bahkan dakwah islam pertama di masa Rasul yg ma'shum pun tidak terlepas dr pembangkangan.
- Karenanya setiap anggota ikhwan diingatkan untuk- menyiapkan hati, krn pembangkangan mungkin sj terjadi di kemudian hari, dakwah makin berkembang makin banyak musuh.- bersegeralah terjun untuk melakukan amal-amal dakwah, tak ada waktu utk debat dan membincangkan fitnah.
- Kantor pusat tidak akan segan mengambil tindakan tegas thd anggota yg melanggar aturan dan platform/konsep berfikir yg dipilih jamaah apapun jabatan, kedudukan, posisinya.
- Hak Allah di atas semua hak, pemecatan bukan berarti perpecahan dlm jamaah bukan pula kelemahan dakwah namun merupakan upaya tarbawi yg harus dilakukan untuk pembelajaran yang benar serta pembersihan terhadap pembangkangan dan sangsi yang lazim.
- Dalam setiap gerakan dakwah selalu ada yg tidak jera kecuali kepada hukuman.

Wahai ikhwan, melaju berlarilah dengan berkah Allah, Rasulullah pemimpin kalian, dan Mursyid 'Am adalah komandan kalian. Allah tidak menginginkan kecuali menyempurnakan cahaya petunjuk-Nya.

Abdul Hakim Abidin
(Sekretaris Kantor Pusat)

Tidak ada komentar: