Sabtu, 26 Februari 2011

Pernyataan Ikhwanul Muslimin Tentang Tuntutan Qishah oleh Rakyat

Oleh: Al-Ikhwan.net


Rakyat Mesir bersumpah akan menuntut balas untuk darah para syuhada
Rakyat Mesir yang telah berhasil melakukan revolusi secara damai dan bersih, guna melindungi lembaga tinggi negara dan menjaga jiwa, harta dan kehormatan terutama saat terjadi kekacauan dan terorisme secara luas yang direkayasa oleh sisa-sisa rezim sebelumnya dengan mengkhianati amanah dan mengingkari agama, tanah air dan rakyatnya sendiri; demi meraup keuntungan pribadi secara illegal (haram).Bahwa rakyat yang memiliki peradaban yang tinggi dan mulia, bergerak dengan sendirinya untuk mendorong naluri menuntut balas sehingga tidak terulang lagi lingkaran kezhaliman yang berusaha oleh generasi selanjutnya, siapapun orangnya. Bukan berarti ini untuk menutup mata atas para pelaku kejahatan yang keji terhadap hak rakyat dan bangsanya, karena membiarkan para penjahat berkomitmen terhadap kejahatan oleh tangan mereka sendiri dan penjarahan harta demi ambisi yang membabi buta; semua itu merupakan satu kelalaian yang harus bersih dalam diri rakyat dan bangsa Mesir, dan tidak merdorong orang lain untuk berperilaku yang sama, dan menambah rasa sakit bagi orang-orang yang tertindas, karena itulah Allah yang Maha Alim dan MahaHakim dalam Al Qur’an berfirman:

وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الألْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa”. (Al-Baqarah:179)

Oleh karena itu, rakyat Mesir menuntut – dan masih menuntut – untuk membersihkan negara ini dari pelaku kejahatan dan menyesatkan, para tiran yang angkuh dan sombong, mengajukan pemeriksaan dan persidangan yang adil, atas semua mantan rezim pejabat dan rekan-rekannya, tidak ada pengecualian dari mereka. Dan saat ini, waktunya telah tiba memberikan kesamaan hak yang hakiki di hadapan pengadilan dan hukum, dan dimulai dari rezim Presiden terguling, keluarganya dan melakukan pengambilan paksa harta yang telah dijarah dan dibawa lari keluar negeri, dan kemudian seluruh pejabat yang telah dicatat nama-namanya, dan yang merasa bebasal menikmati jutaan bahkan miliaran uang secara illegal (haram), sehingga rakyat merasa takut gerak mereka menjadi revolusi dan menjarah harta rakyat yang telah ditunaikan dengan harta yang paling berharga; nyawa anak-anak bangsa dan darah para syuhada. Maka dari itu, tidak mungkin rakyat akan merasa tenang dan tentram dalam istirahatnya kecuali setelah mampu memperoleh tuntutan qishah secara adil dan pantas.

Bahwa kondisi paling aneh dan paling mengganggu masyarakat adalah adanya pihak intelejen dari keamanan negara, yang mengambil kekuasaan, anggotanya dan markaz pusatnya, dengan melakukan kejahatan terhadap hak rakyat apa yang tidak bisa dihapus oleh sejarah dan dilupakan oleh rakyat, dan bahkan Allah SWT tidak akan mengampuninya; karena hal tersebut merupakan hak rakyat. Dan karena itulah, berapa lama para penjahat akan merasa nyaman, berada dalam keselamatan dan keamanan sementara rakyat juga berada dalam kegelisahan dan penolakan? Dan berapa lama para tahanan politik yang ditahan di penjara secara zhalim bersikap diam dan tidak bertindak?!

Bahwa Ikhwanul Muslimin, yang enggan menyebutkan peran mereka dalam revolusi dan pengorbanannya untuk mencapai keberhasilan - karena mereka adalah bagian dari rakyat Mesir, dan hanya berharap menggapai ridha Allah bukan pujian manusia, walaupun seluruh rakyat banyak berbicara tentang peran mereka dan memujinya – untuk merasakan keyakinan dan kutukan terhadap lontaran keji yang dikeluarkan oleh insan media, melontarkan kebohongan dan kedustaan yang masih saja menjadi horor atas mereka, dan bahkan masih melakukan mobilisasi dan subversi dengan menghasut dan menggerakkan adu domba antara mereka dengan majelis tertinggi, dewan angkatan bersenjata dan para pejabat lainnya.

Bahwa keadilan, hak dan amanah yang dihembuskan melalui semangat revolusi memerlukan pembersihan lembaga-lembaga kenegaraan; sehingga menjadi lembaga-lembaga untuk rakyat bukan lembaga aparat keamanan.

Bahwa Ikhwanul Muslimin memandang apa yang terjadi di Libya – meskipun terdapat kebrutalan yang dilakukan oleh pemerintah Libya – adalah indikasi, insya Allah, untuk membasmi tindak korupsi dan tirani ketiga, bahwa pemerintahan tirani dan dan korupsi yang menjadi penghalang kebebasan bangsa Arab dan cahaya kebebasan yang sebentar lagi akan kembali mencapai pencerahannya yang baru, oleh karena itu kami sampaikan tahniah (selamat) kepada pahlawan rakyat Libya dan menghargai para syuhada yang mulia untuk meminta para pejabat di Mesir untuk segera melakukan tindakan menjamin kembalinya warga Mesir yang ada di Libya, dan kemudian memberikan izin dan membantu bergeraknya konvoi bantuan medis untuk memberikan pengobatan kepada rakyat terluka disana; karena panggilan-panggilan mereka seakan menghampiri dan terngiang-ngiang ditelinga-telinga kita, kami berharap dapat bergerak cepat.

Sudah saatnya Amerika Serikat meninjau kembali kebijakan mereka di wilayah yang telah terbukti kegagalan, kebodohan dan ketidakadilannya, karena selalu berpihak pada pemerintahan otoriter dan zhalim atas rakyatnya sendiri, sehingga memunculkan kemarahan rakyat menggulingkan rezim ini bak hembusan angin. Dan sudah saatnya juga meninjau kembali kebijakan tentang masalah yang menjijikkan di Palestina, dan yang terbaru adalah penggunaan veto terhadap resolusi untuk mengutuk “permukiman” di wilayah Palestina, yang bertentangan dengan Deklarasi PBB dan keputusan Dewan Keamanan dan lembaga-lembaga umum lainnya, bahkan terhadap hati nurani rakyat, yang didasarkan pada kebebasan, demokrasi dan penentuan nasib sendiri – yang diklaim – dan dengan demikian, akan menambah kemarahan bangsa Arab dan Negara Islam dan kebenciannya kepada mereka, betapa zhalimnya politik yang kikuk. Sebagaimana kami memperingatkan, supaya memperhatikan kehendak rakyat dan mendorong kediktatoran baru, karena banyak orang yang telah terjebak, dan menghancurkan kekangan rasa takut untuk mencicipi manisnya kebebasan dan mulianya martabat, sehingga tidak akan membebani rakyat pada hari berikutnya.

وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ

“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya”. (Yusuf:21)

Ikhwanul Muslimin

Cairo, 18 Rabiul Awal 1432 H/21 Pebruari 2011

Tidak ada komentar: