Sabtu, 26 Februari 2011

Al Wala' wal bara'

Sinopsis



Kalimat laa ilaha illa lLah terdiri dari 3 jenis huruf (alif, lam dan ha) serta 4 kata (Laa, ilah, illa, Allah) tetapi mengandung pengertian yang mencakup seluruh ajaran Islam.

Keberadaan kata ini adalah Wala terhadap Allah dan Bara terhadap selain Allah. Bagi muslim sikap ini merupakan sikap hidup yang inti dan warisan para nabi. Penyimpangan dari sikap ini tergolong dosa besar yang tidak diampuni (syirik). Dengan sikap Wala dan Bara seorang mu'min akan selalu mengarahkan dirinya kepada Allah di setiap perbuatannya. Untuk memahami wala dan bara ini kita perlu mengkaji unsur-unsur kalimatnya, seperti la, ilaha, illa dan sebagainya.
Kalimah Muhammad Rasulullah merupakan bahagian kedua dari syahdatain. Di dalamnya terkandung suatu pengakuan tentang kerasulan Muhammad SAW. Artinya di dalam rangka mengamalkan Wala dan Bara yang terkandung di dalam Laa ilaha illa Llah maka mesti mengikuti petunjuk dan jejak langkah Muhammad SAW. Beliau mendapatkan pengesahan Ilahi untuk menunjukkan kebenaran dan melaksanakannya. Maka beliau merupakan teladan pelaksanaan
Wala dan Bara.

Hasyiah

Laa ilaha illa Llah
1. Laa (tidak ada - penolakan) Kata penolakan yang mengandungi pengertian menolak semua unsur yang ada di belakang kata tersebut
2. Ilaha (sembahan - yang ditolak) Sembahan yaitu kata yang ditolak oleh laa tadi, yaitu segala bentuk sembahan yang bathil. Dua kata ini mengandungi pengertian bara (berlepas diri)
3. Ila (kecuali - peneguhan) Kata pengecualian yang berarti meneguhkan dan menguatkan kata di belakangnya sebagai satu-satunya yang tidak ditolak
4. Allah (yang diteguhkan atau yang dikecualikan) Kata yang dikecualikan oleh illa. Lafzul jalalah (Allah) sebagai yang dikecualikan.

Dalil
16:36, inti dakwah para Nabi adalah mengingkari sembahan selain Allah dan hanya menerima Allah saja sebagai satu-satunya sembahan.
4:48 إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
4:116, bahaya menyimpang dari Tauhid. Syirik merupakan dosa yang tidak diampuni.
47:19, dosa-dosa manusia diakibatkan kelalaian memahami makna tauhid
7:59, 65, 73, Beberapa contoh dakwah para nabi yang memerintahkan pengabdian kepada Allah dan menolak ilah-ilah yang lain

Hadits. Ikatan yang paling kuat daripada iman adalah mencintai karana Allah dan membenci karena Allah

Hadits. Barangsiapa yang mencintai kerana Allah, membenci kerana Allah, memberi karena Allah dan melarang karena Allah, maka ia telah mencapai kesempurnaan iman.

Bara (pembebasan)
Merupakan hasil kalimat laa ilaha yang artinya membebaskan diri daripada segala bentuk sembahan. Pembebasan ini berarti: mengingkari, memisahkan diri, membenci, memusuhi dan memerangi. Keempat perkara ini ditunjukkan pada segala ilah selain Allah samada berupa
sistem, konsep mahupun pelaksana.

Dalil
60:4, قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ إِلا قَوْلَ إِبْرَاهِيمَ لأبِيهِ لأسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali,

9:1, sikap bara bererti melepaskan diri seperti yang dilakukan oleh Rasul terhadap orang-orang kafir dan musyrik.
47:7, sikap bara adalah membenci kekufuran, kefasikan dan kedurhakaan.
58:22, sikap bara dapat diartikan juga memerangi dan memusuhi meskipun terhadap familinya. Contohnya Abu Ubaidah membunuh ayahnya. Umar bin Khatab membunuh bapak saudaranya, sedangkan Abu Bakar hampir membunuh putranya yang masih musyrik. Semua ini berlangsung di medan perang.
26:77, Nabi Ibrahim menyatakan permusuhan terhadap berhala-berhala sembahan kaumnya.

Hadam (penghancuran)

Sikap bara dengan segala akibatnya melahirkan upaya menghancurkan segala bentuk pengabdian terhadap tandingan-tandingan maupun sekutu-sekutu selain Allah, apakah terhadap diri, keluarga maupun masyarakat.

Dalil
21:57-58, Nabi Ibrahim berupaya menghancurkan berhala-berhala yang membodohi masyarakatnya pada masa itu. Cara ini sesuai pada masa itu tetapi pada masa Rasulullah, Rasul SAW menghancurkan akidah berhala dan fikrah yang menyimpang terlebih dahulu. Setelah fathu Mekkah, kemudian 360 berhala di sekitar Ka'bah dihancurkan oleh Rasul.

Al Wala (loyaliti)
Kalimat Illa-lLah berarti pengukuhan terhadap wilayatulLlah (kepemimpinan Allah). Artinya: selalu mentaati, selalu mendekatkan diri, mencintai sepenuh hati, dan membela, mendukung, dan menolong. Semua ini ditujukan kepada Allah dan segala yang diizinkan Allah
seperti Rasul dan orang yang beriman.

Dalil
5:7 وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَمِيثَاقَهُ الَّذِي وَاثَقَكُمْ بِهِ إِذْ قُلْتُمْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang telah diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu mengatakan: "Kami dengar dan kami taati". Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui isi hati (mu).

2:285, Iman terhadap kalimat suci ini bererti bersedia mendengar dan taat.
10:61,62, jaminan Allah terhadap yang menjadi wali (kekasih) Allah karena selalu dekat kepadaNya.
2:165, wala kepada Allah menjadikan Allah sangat dicintai, lihat 9:24
61:14, sebagai bukti dari wala adalah selalu siap mendukung atau menolong dien Allah.

Al Bina (membangun)
Sikap wala beserta segala akibatnya merupakan sikap mukmin membangun hubungan yang kuat dengan Allah, Rasul dan orang-orang mukmin. Juga berarti membangun sistem dan aktivitas Islam yang menyeluruh pada diri, keluarga, maupun masyarakat.

Dalil
22:41, الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الأرْضِ أَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الأمُورِ
(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.
24:55, posisi kekhilafahan Allah peruntukkan bagi manusia yang membangun dienuLlah.
22:78, jihad di jalan Allah dengan sebenarnya jihad adalah upaya yang tepat membangun dienulLah.

Ikhlas
Keikhlasan yaitu pengabdian yang murni hanya dapat dicapai dengan sikap bara terhadap selain Allah dan memberikan wala sepenuhnya kepada Allah.
Dalil
98:5, mukmin diperintah berlaku ikhlas dalam melakukan ibadah.
39:11,14, sikap ikhlas adalah inti ajaran Islam dan pengertian dari La ilaha illalLah.

Muhammad Rasulullah
Konsep Wala dan Bara ditentukan dalam bentuk :
1. Allah sebagai sumber Allah sebagai sumber wala, dimana loyaliti mutlak hanya milik Allah dan loyaliti lainnya mesti dengan izin Allah.
2. Rasul sebagai cara (kayfiyat) Pelaksanaan wala terhadap Allah dan Bara kepada selain Allah mengikuti cara Rasul
3. Mukmin sebagai pelaksana Pelaksana Wala dan Bara adalah orang mukmin yang telah diperintahkan Allah dan dicontohkan Rasulullah.

Dalam pelaksanaan Bara, rasululLah memisahkan manusia atas muslim dan kafir, HizbulLah dengan Hizbus Syaithan. Orang-orang mukmin adalah mereka yang mengimani Laa ilaha illalLah dan Muhammad RasuluLlah sedangkan orang kafir adalah mereka yang mengingkari salah
satu dari dua kalimah syahadat atau kedua-duanya.

Orang-orang beriman wajib mengajak orang kafir kepada jalan Islam dengan dakwah secara hikmah dan boleh diperangi sampai mereka mengakui ketinggian kalimah Allah.

Dengan demikian pelaksanaan Wala dan Bara telah ditentukan caranya. Kita hanya mengikut apa yang telah dicontohkan RasuluLlah SAW.

Dalil
5:55 Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan salat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).
5:56 ¬Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.
4:59, ketaatan diberikan hanya kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri dari kalangan mukmin.
5:56, orang-orang yang memberikan wala kepada Allah, Rasul dan orang-orang mukmin adalah Hizbullah (golongan Allah), lihat pula 58:22. Selain golongan ini adalah Hibus Syaithan.
60:7-9, kebolehan bergaul dengan orang kafir dengan batas-batas tertentu. Asbabun nuzul ayat ini berkaitan dengan Asma binti Abu Bakar yang tidak mengizinkan ibunya masuk rumahnya sebelum mendapat izin dari RasuluLlah, lihat pula 31:15

Tidak ada komentar: