Senin, 27 Desember 2010

Terbunuh Karena Agamanya Adalah Syahid

10/7/2007 | 25 Jumada al-Thanni 1428 H | 3,723 views
Oleh: Abu Jihan Halfawy Al-Garuthy
Kirim Print
رقم الفتوى : 32061
عنوان الفتوى : من قتل دون دينه فهو شهيد
تاريخ الفتوى : 12 ربيع الأول 1424
No Fatwa: 32061
Tanggal Fatwa: 12 Rabiul Awwal 1424 H
السؤال
قرأت في أحد الكتب لمؤلف يدعى مبارك رمضاني الجزائري أنه يقول إن الشيخ الألباني ذكر أن كلا من الشهيدين حسن البنا وسيد قطب ليسا بشهيدين إطلاقاً، فهل ذكر الشيخ الألباني هذا الكلام ولماذا إذن ليسا بشهيدين؟
Pertanyaan:
Saya telah membaca sebuah buku karangan Mubarak Ramdhani al-Jazairy. Ia mengatakan bahwasanya Asy-Syaikh Al-Albani telah menyebutkan, bahwa Asy-Syahid Hasan Al-Banna dan Asy-Syahid Sayyid Quthb bukanlah termasuk syahid secara muthlak. Yang menjadi pertanyaan, apakah benar syaikh Al-Albani pernah mengatakan perkataan seperti ini? Lantas kalau memang betul, kenapa keduanya tidak dikatakan sebagai orang yang mati syahid?
الفتوى
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أما بعد:
Fatwa:
Segala Puji bagi Allah, salawat dan salam atas Rasulullah Saw, keluarga dan para sahabatnya, Amma Ba’du
فلم نطلع على ما ذكره السائل الكريم عن الشيخ الألباني رحمه الله
ولكننا ننبه السائل الكريم إلى أنه صح عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: ومن قتل دون دينه فهو شهيد. أي في نصرة دين الله تعالى والذَّبِّ عنه بأي وسيلة.
Kami belum sempat untuk menelitik apa yang ditanyakan oleh saudara penanya tentang pendapat Syaikh Al-Albani rahimahullah.
Namun dapat kami jelaskan kepada saudara penanya, bahwasanya telah disebutkan secara shahih dari Nabi saw, sesungguhnya beliau bersabda:
“Barangsiapa yang terbunuh karena agamanya, maka dia adalah syahid”.
Hadis diatas memiliki pengertian, bahwasanya orang yang menolong agama Allah dan membelanya dengan cara apapun juga, bila ia terbunuh, maka ia terbunuh dalam keadaan syahid.
فقد روى الإمام أحمد والترمذي وأبو داود والنسائي عن سعيد بن زيد واللفظ للترمذي قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: من قتل دون ماله فهو شهيد، ومن قتل دون دينه فهو شهيد، ومن قتل دون دمه فهو شهيد، ومن قتل دون أهله فهو شهيد. قال الترمذي: هذا حديث حسن صحيح، وبعضه في الصحيحين.
قال العلماء: لأن المؤمن محترم ذاتاً وديناً ومالاً وأهلاً، فإذا اعتدي على شيء من ذلك جاز له الدفع عنه فإذا قتل بسببه فهو شهيد.
Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Abu Daud, dan an-Nasai meriwayatkan dari Sa’id bin Zaid, sedangkan lafadznya adalah bagi at-Tirmidzi. Ia berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah Saw berkata: “Barangsiapa yang terbunuh karena hartanya, maka dia syahid; Barangsiapa terbunuh karena agamanya, maka dia syahid; barangsiapa terbunuh karena darahnya maka dia syahid; barangsiapa terbunuh karena membela keluarganya, maka dia syahid”. Lalu at-Tirmidzi berkata: “Hadis ini Hasan Shahih, sedangkan sebagian lainnya terdapat dalam shahihain”.
Para ulama berkata:
Sesungguhnya seorang mu’min yang terhormat secara pribadi, agama, harta dan keluarganya; maka apabila ada yang ingin melakukan suatu kejahatan atas salah satu dari yang telah disebutkan tadi, ia diperbolehkan untuk membela diri dan mempertahankannya. Namun apabila ia terbunuh karena disebabkan melakukan perlawanan untuk mempertahankan keempat hal tersebut diatas, maka ia termasuk syahid.
وعلى هذا.. فإننا نرجو للشيخين المذكورين أن يكونا شهيدين عند الله تعالى، فإن الظاهر من حالهما أنهما ما قتلا إلا بسبب الدفاع عن هذا الدين العظيم وتبنيه منهج حياة ودعوة الناس إليه، وبيان زيف الدعوات الباطلة والأفكار المنحرفة التي ظهرت في زمنهما، ونقول هذا حسب الظاهر والله تعالى يتولى السرائر، وهو سبحانه وتعالى أعلى وأعلم.
والله أعلم.
Berdasarkan pada keterangan dan penjelasan hadis diatas. Maka kami berharap, kedua syaikh yang namanya telah disebutkan diatas termasuk dalam kelompok yang mati syahid dalam pandangan Allah swt. Karena secara zhahirnya, keadaan beliau berdua dibunuh karena disebabkan mempertahankan eksistensi agama yang mulia ini, membangun manhaj kehidupan dan mengajak manusia ke dalamnya. Beliau berdua juga telah berjasa dalam membuka kedok kebohongan kelompok batil dan pemikiran yang menyimpang lagi menyesatkan yang ada dan muncul dimasanya.
Kami hanya bisa mengatakan, demikianlah keadaan kematian beliau berdua secara kasat mata, dan kita hanya bisa menghukumi dari sesuatu yang nampak secara lahiriyah saja. Namun sekali lagi, hanya Allah lah yang mengetahui segala yang tersembunyi yang manusia tidak ketahui. Dialah Allah Ta’ala yang Maha Tinggi dan Lebih Mengetahui. Wallahu A’lam
المفتـــي: مركز الفتوى بإشراف د.عبدالله الفقيه
Mufti:
Pusat Fatwa dibawah pimpinan Syaikh DR. Abdullah al-Faqih.
___
Diterjemahkan oleh: Abu Jihan Halfawy El-Gharuthy, Akmal Burhanuddin bin Muhammad Nadjib bin Mamat bin Bashirun

Tidak ada komentar: