Selasa, 31 Mei 2011

PKS: Anti NKRI dan Pancasila?


5/31/2011 08:16:00 PM | Posted by islamedia
Islamedia - Apa yang Anda simpulkan jika ada orang bercirikan berikut ini? Dia seorang ustadz; lulusan pesantren; pernah kuliah di Timur Tengah; kerap berceramah agama; berjenggot; istrinya berjilbab lebar. Dan terakhir: memiliki nama Islami.

Kita menyebutnya anti Pancasila; tidak nasionalis; anti NKRI; anti kebhinekaan. Itulah yang dialami oleh umat Islam selama ini. Dan salah satu korbannya, seingat saya ialah Ustadz Hidayat Nur Wahid. Saat public ramai membicarakan nama beliau sebagai kandidat cawapres mendampingi SBY, banyak fitnah meghampirinya. Fitnah itu disebar melalui SMS ke berbagai pihak, termasuk menyebar di kalangan wartawan. Bunyi fitnah itu adalah agar SBY tidak memilih HNW sebagai cawapres karena dirinya adalah tokoh Wahabi dan Anti NKRI. Menurut Ustadz Hidayat, , fitnah seperti ini bukan sekali ini saja dihembuskan, tapi sering terjadi dalam setiap pemilihan kepala daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

Bahkan, jika kita masih ingat, saat ingin kembali maju sebagai ketua MPR periode 2009-2014, isu tak sedap tersebut juga kembali berhembus. “Kita harus memilih ketua MPR yang bisa menyelamatkan NKRI,” kata salah seorang calon.

Hingga akhirnya, PKS pun mengurungkan niat mencalonkan Ustadz Hidayat sebagai ketua MPR. Sesaat setelah ketua MPR terpilih, Tifatul Sembiring yang saat itu masih sebagai presiden PKS, menegaskan bahwa paket HNW yang dirancang sejak awal tetap dalam komitmen NKRI.


"Tidak benar Pak Hidayat itu ancaman terhadap NKRI. Justru di masa kepemimpinan beliau lah sosialisasi UUD intensif disampaikan," kata Tifatul membantah opini yang berkembang seolah HNW dan PKS anti NKRI.
Selama ini memang masih saja ada pihak yang coba membenturkan antara Islam dan Pancasila. PKS, yang kental dengan warna Islam, menjadi korban dari propaganda tersebut. Isu terorisme adalah salah satu pintu masuk bagi mereka untuk terus mengkampanyekan ini. Tapi, sebuah fakta sangat menarik saya peroleh di Bangka Barat. Disana, secara otentik saya melihat seorang ustadz yang tak sesuai dengan propaganda busuk di atas. Bukan Ustadz anti NKRI, tapi Pancasilais sekaligus nasionalis. Ustadz tersebut ialah Zuhri Muhammad Syazali, Lc, MA, kader PKS, yang sekarang menjadi bupati Bangka Barat.

Selama 3 hari saya menemani beliau berkunjung ke berbagai pelosok. Salah satu yang paling berkesan adalah saat kami mengunjungi komunitas Cina di Jebus. Untuk sampai disana, kami harus menyusuri hutan karet dan sawit. Hampir dua jam kami menempuh perjalanan. Sebagian besar warga Cina disana belum menikmati listrik. Selama ini, mereka mengandalkan diesel atau genset agar gelap tak menyelimuti mereka di malam hari.

Sambutan hangat mereka berikan ketika kami tiba, tepat pukul 20.30 WIB. Ramah tamah segera digelar. Ustadz Zuhri mendengar begitu banyak keluhan. “Belum ada pejabat yang datang kesini selain ustadz,” kata mereka. Antusiasme mereka begitu kentara. Keakraban tampak nyata diantara ustadz Zuhri dan mereka, ditingkahi kepulan asap rokok yang membubung di sekitar ruangan. Mereka pun tampil seadanya, tak dibuat-buat. Ada yang bercelana pajang, berkaos oblong, bahkan ada yang hanya bercelana pendek.

Di antara mereka ada yang bertato di tangannya dan memakai kalung di lehernya. Tapi sama sekali tak ada kecanggungan. Mereka begitu dekat, tak terpisahkan sekat ideologi dan status.

Mereka tak ragu berkeluh kesah kepada Ustadz Zuhri karena telah lama mendengar kepribadian sang ustadz. Masyarakat Bangka Barat mengenal ustadz Zuhri sebaga sosok yang sederhana, jujur, merakyat dan peduli kepada semua lapisan masyarakat. Tak pilih kasih dalam memberikan perhatian dan bantuan. Sosok yang mau merangkul semua etnis kelompok dan agama. “Kami percaya Ustadz,” kata mereka.

Berbeda dengan gambaran media massa bahwa ustadz itu antipluralitas, “radikal”, “fundamentalis”; ternyata saya sama sekali tak menemukan itu semua pada sosok Ustadz Zuhri. Dan saya ulang sekali lagi, sesungguhnya teramat banyak pribadi semacam ustadz Zuhri di negeri ini. Ustadz yang toleran, merangkul semua kelompok, ramah, lemah lembut, jujur dan merakyat. Bukan seperti opini yang coba dibentuk oleh media massa bahwa ustadz itu anti NKRI, anti Pancasila, , antipluralitas, dan sebagainya.

Selama ini, mohon maaf, seolah tokoh Islam yang pluralis, nasionalis, demokratis dan Pancasilais hanya dimiliki almarhum Gus Dur. Hingga Presiden SBY pun harus menggelarinya Bapak Pluralisme. Cucu KH Hasyim Asy’ari itu tentu saja tidak salah karena ia hanya “korban” dari kelompok yang berkepentingan dengan agenda pluralisme, liberalisme dan sekularisme.

Fenomena Ustadz Zuhri juga membuat saya teringat dengan lontaran pernyataan Mohammad Natsir tentang keterkaitan Islam dan Pancasila.”Di mata seorang muslim, perumusan Pancasila bukan kelihatan sebagai satu ‘barang asing’ yang berlawanan dengan ajaran Qur’an. Ia melihat didalamnya satu pencerminan dari sebagian yang ada pada sisinya,” tulis Natsir dalam buknya Capita Selecta.
Dengan nada retoris, Natsir bertanya saat berpidato pada acara Nuzulul Qur’an di Istana Negara, Mei 1973. Tanya Natsir:

1. Bagaimana mungkin ajaran al-Qur’an yang memancarkan tauhid dapat apriori (bertentangan) dengan ide Ketuhanan Yang Maha Esa?
2. Bagaimana mungkin ajaran al-Qur’an yang ajaran-ajarannya penuh dengan kewajiban menegakkan ‘ijtima’iyah bisa apriori (bertentangan) dengan keadilan sosial?
3. Bagaimanana mungkin ajaran al-Qur’an yang justru memberantas feodal dan pemerintahan sewenang-wenang, serta meletakkan dasar musyawarah dalam susunan pemerintahan, dapat apriori (bertentangan) dengan apa yang dinamakan Kedaulatan Rakyat?
4. Bagaimana mungkin ajaran al-Qur’an yang menegakkan istilah islahu bainan naas sebagai dasar-dasar pokok yang harus ditegakkan umat Islam, dapat apriori (bertentangan) dengan apa yang disebut Perikemanusiaan?
5. Bagaimana mungkin ajaran al-Qur’an yang mengakui adanya bangsa-bangsa dan meletakkan dasar yang sehat bagi kebangsaan, dapat apriori (bertentangan) dengan Kebangsaan?

Pertanyaan retoris Natsir telah dijawab oleh Ustadz Zuhri dan ustadz-ustadz lainnya di pelosok nusantara. Mereka beraqidah kuat sesuai sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Mereka menghormati Hak Asasi Manusia sesuai dengan sila Kemanusiaan yang adil dan beradab. Mereka menghargai kemajemukan sesuai sila Persatuan Indonesia. Mereka juga mampu berdemokrasi sesuai sila keempat Pancasila. Terakhir, mereka besikap jujur dan amanah; tidak korupsi agar keadilan sosial terwujud bagi seluruh rakyat Indonesia. Mereka inilah ustadz Pancasilais sekaligus nasionalis.

Bertolak belakang dengan mereka, para tokoh yang mengaku nasionalis dan Pancasilais. Mereka berkoar-koar peduli dengan rakyat dan menjaga keutuhan NKRI. Tapi korupsi jalan terus; kolusi tak pernah berhenti.

Pendapat M. Natsir berkelindan dengan Adian Husaini. Menurut Adian, Usaha untuk membenturkan Islam vis a vis Pancasila memang akan terus terjadi. Penafsiran Pancasila banyak diselewengkan seolah bertentangan dengan Islam. Padahal, keduanya tak saling bertentangan. Justru ideologi negara itu memberikan ruang bagi pelaksanaan syariat Islam.

Pada masa Orde Lama, kata Adian, Pancasila disalahtafsirkan dengan konsep nasional, agama, dan komunisme (Nasakom). "Lantaran mengakomodasi komunisme, konsep ini ditentang oleh umat Islam," katanya. Sementara pada era Orde Baru, rezim yang berkuasa menempatkan Pancasila sebagai pandangan alam (world of view). Konsep ini berlawanan dengan agama.

Adian berpendapat, umat dituntut merumuskan penafsiran yang sesuai dengan konsep yang ditawarkan para perumus Pancasila. Garis besarnya, antara lain, penafsiran yang tidak bias sekularisme dan liberalisme. "Jangan sampai Pancasila malah jadi penindas Islam."

Pernyataan M. Natsir dan Adian, juga sangat ekuivalen dengan Ustadz Hilmi Aminuddin. Suatu saat, Ustadz Hilmi ditanya tentang pandangannya terhadap Pancasila. Beliau menjawab:

“Saya ingat benar yang bertanya waktu itu Jenderal Kiki Syachnakri, Ustadz bagaimana sikap PKS soal Pancasila? Saya bilang begini, pertanyaan Bapak ini dilatarbelakangi oleh Orde Baru, dimasa itu yang ditolak sebenarnya bukan Pancasilanya, bahkan non muslim pun menolak, yakni masalah tafsir tunggal soal Pancasila. Apalagi BP7 itu tafsirnya kejawen, kan gak boleh ada yang menafsirkan kesundaan, kejawen kek, tidak boleh seperti itu.

Biar saja Pancasila sebagai ideologi terbuka menjadi kesepakatan kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Biarkan orang Islam menafsirkan Pancasila menurut versi Islam, biar orang Kristen, Hindu, Katolik sesuai tafsirnya sendiri-sendiri, biarkan PKS menafsirkan sendiri.

Tidak boleh ada penafsiran tunggal daerah tertentu atau agama tertentu, ini semacam common platform, rujukan bersama. Jadi yang ditentang waktu itu adalah soal tafsir tunggal Pancasila, dan Alhamdulillah sudah dihapus. Jadi Pancasila sekarang milik bersama, dulu Pancasila ada semacam dominasi suatu kelompok untuk menafsirkannya secara nasional. Sekarang sudah tidak ada lagi penafsiran sempit seperti itu. Ini penting, sehingga kerangka kebersamaan itu bisa ditopang oleh Pancasila.

Kalau ada tafsir tunggal lagi soal Pancasila dikemudian hari, saya jamin bakal ribut, pasti ribut. Wah para Jenderal itu mengacungkan jempol, benar Ustadz.”

Jika demikian, apakah masih ada diantara kita yang mengatakan bahwa umat Islam, PKS, dan Ustadz adalah sosok yang anti NKRI dan tidak Pancasilais? Semoga di hari lahir Pancasila ini, tak ada lagi propaganda sesat semacam itu.



Erwyn Kurniawan
Readmore »»

Dituduh Antek Amerika, Musdah Ancam Peserta Seminar


Selasa, 31 Mei 2011

Hidayatullah.com—Tokoh feminisme Musda Mulia rupanya tak tahan menghadapi tuduhan peserta seminar. Ceritanya, adalah seminar yang diselenggarakan Human Ilumination bertema "Adilkah Bangsa dan Agama Terhadapmu" di Gedung Mulo, Jl Sungai Saddang, Makassar, Senin (30/5) kemarin.

Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah ini menjadi pemateri bersama Guru Besar Sosiologi Gender Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin (Unhas) Maria E Pandu, Wakil LSM Indonesia Conference of Religions and Peace Sukma Mulia, dan Sekretaris Pemberdayaan Perempuan Pemerintah Provinsi Sulsel, Suciati.

Kala itu, peserta yang hadir dalam seminar nasional ini, rata-rata adalah mahasiswi dari berbagai kampus di Kota Makassar.

Rupanya, seminar berlangsung menegangkan karena diwarnai perdebatan dan hujatan dari peserta kepada Musdah Mulia.

Sebelumnya, Musdah didaulat tampil lebih dulu oleh dua pemateri sebelumnya. Musdah dikenal sebagai profesor penerima nobel internasional tentang legalnya homoseksual.

Peserta dari kalangan mahasiswi rata-rata satu suara saat mengkritisi pernyataan-pernyataan Musdah yang dianggap kontroversial. Suasana dalam ruangan layaknya unjuk rasa mahasiswi terhadap Musda.

"Kawan-kawan sekalian, kita harus mempertanyakan sosok Prof Musdah yang kontroversial ini. Ia adalah pendukung Amerika yang liberal," teriak seorang peserta dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin (Unhas) angkatan 2006, Umi Kaltsum.

Dikutip Tribuntimur.com, (30/5), kekesalan dan emosi para peserta karena Musdah yang pernah meraih penghargaan internasional ini dituduh menerima uang senilai Rp 6 miliar dari AS dan dianggap telah memojokkan dan mengutak-atik ajaran Islam lantaran idealismenya yang pro Barat.

Suasana jadi kian tegang karena Musdah juga membalas kritikan mahasiswa dengan nada mengancam.

"Hati-hati ya kalau adik-adik berkata-kata, saya bisa tuntut anda pasal pelecehan jika anda mengkritisi saya seperti itu. Anda ini kan mengambil data dari Sabili dan Suara Islam. Kedua majalah ini bukan bacaan kaum intelektual. Kedua majalah itu kerja cuma menghina orang," kata Musdah yang profesor itu kepada Umi, sebagaimana dikutip laman Tribuntimur, Senin, 30 Mei 2011.

Menurut perempuan yang juga aktivis LSM Indonesia Conference of Religions and Peace itu karena Umi Kaltsum dianggap melakukan kritikan yang tak berdasar.
"Makanya baca dulu buku saya kalau mau berkomentar tentang saya. Jangan seenaknya aja mengkritik seperti itu," tambahnya.

Umi menilai, Musdah membuat draft kompilasi Hukum Islam pada tahun 2004 yang isinya menyebutkan, pernikahan bukan ibadah, perempuan boleh menikahkan dirinya sendiri, poligami haram, boleh menikah beda agama, boleh kawin kontrak, ijab kabul bukan rukun nikah, dan anak kecil bebas memilih agamanya sendiri.*

Foto: Musdah Mulia (berkerudung hijau) saat menerima penghargaan International Women of Courage dari Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice di kantor kementerian luar negeri Amerika Serikat (AS), Washington
Sumber : tribuntimur.com
Rep: CR-3
Red: Panji Islam
Readmore »»

PKS Raih 39,06%, Jika Saat Ini Pemilu


5/31/2011 12:27:00 PM | Posted by islamedia
Islamedia - Seandainya pemilu legislatif dilakasanakan pada 2011 ini, siapakah Partai Politik yang akan menang? Republika punya jawaban sendiri, yaitu PKS (Partai Keadilan Sejahtera). Menurut catatan Republika bahwa PKS akan mendapatkan 39,06 % berdasarkan hasil Polling yang diselenggarakan Republika Online pada Selasa (24/5) hingga Kamis (26/5) dan dilanjutkan dengan proses jajak pendapat kedua yang diselenggarakan pada Jumat (27/5) sampai Ahad (29/5) pukul 17:00 WIB.

Alasan utama mengapa memilih PKS, sebagian besar responden menyampaikan bahwa PKS adalah parpol yang paling Amanah dibanding dengan parpol lainya. Perhatian publik Indonesia yang menjatuhkan pilihan ke PKS nampaknya tidak terpengaruh meskipun belakangan ini parpol yang berlogo bulan sabit kembar ini sedang diserang oleh berbagai Fitnah.
Hal yang sangat mengejutkan nampak terlihat dari turun drastisnya dominasi partai Demokrat. Raihan suara yang diperoleh Partai pimpinan Anas Urbaningrum ini hanya seperlima dari PKS yaitu hanya memeperoleh 7.08%.

Berikut adalah perolehan suara masing-masing parpol apabila Pemilu dilaksanakan pada 2011:

PKS : 39.06%
Demokrat : 7,08 %
PAN : 3,26%
PDIP : 1,44%
Golkar : 2,25%
Gerindra : 1,96%
PPP : 1.77%
PKB : 0,81 %
Hanura : 0,29%

Dengan beberapa alasan:

Amanah : 40%
Visi dan misi parpol : 26,67%
Janji parpol : 1,21 %
Uang : 3,64 %
Ikut-ikutan : 1,21 %
Bukan karena semuanya : 14,55
Citra parpol : 5,45%
Figur atau tokoh parpol : 7,27%


Naiknya dukungan terhadap PKS dimata publik Indonesia sekaligus menepis anggapan dari berbagai pengamat bahwa parpol Islam tidak mempunyai masa depan di Indonesia. [republika/ismed]
Readmore »»

Kamis, 26 Mei 2011

Tiga Kesalahan dalam Memahami Syariah


Rabu, 25 Mei 2011 in Opini dan Coretan | 1 komentar
Pagi ini diminta mengisi Spesial Dialog di Radio MH FM Solo, bersamaan dengan Mas Dino, salah satu Manager KJKS (koperasi Jasa Keuangan Syariah) Bina Insan Mandiri, Gondangrejo Karanganyar. Tema yang diangkat adalah : " Dengan syariah Hidup lebih Berkah". Sedikit saya tuangkan dalam postingan ini point awal sekaligus pendahuluan dari bincang ringan tersebut.

Syariah sejatinya adalah ajaran menyeluruh dari agama Islam itu sendiri, yang berisi ketentuan dan aturan, hukum dan etika, yang semuanya bermanfaat bagi kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Namun dalam tataran lapangan, pandangan banyak orang terhadap istilah 'syariah' ternyata cukup beragam. Bahkan beberapa diantaranya terbilang cukup mengkhawatirkan jika dibiarkan. Setidaknya saya mencatat ada tiga pandangan yang salah kaprah dalam memahami syariah, sehingga akan menjauhkan kaum muslimin dari makna keindahan dan keluasan syariah yang sebenarnya. Mari kita bahas singkat, apa saja salah paham tersebut.

Kesalahan : Menganggap bahwa Syariat itu adalah Rajam, Potong Tangan dan yang semacamnya.

Ini adalah pandangan salah yang paling banyak dimunculkan barat, dan diterima mentah-mentah oleh golongan yang tidak faham islam, sehingga melahirkan sikap islam phobia. Takut dan khawatir terhadap ajaran Islam. Sebagaimana kami sebutkan di awal, bahwa syariat adalah keseluruhan ajaran Islam, bukan semata-mata tentang pelaksanaan Hukum Pidana Islam. Hukuman Rajam dan potong tangan adalah salah satu sisi dalam hukum pidana Islam, yang secara 'kuantitas' jumlah ayat dan hadits sangat sedikit disebutkan. Artinya, salah jika yang disebut syariah hanyalah semata-mata penegakan hukum pidana Islam.

Syariat adalah kumpulan ajaran islam yang menelisik seluruh bidang kehidupan, karenanya menegakkan syariah itu tidak identik dengan hukum rajam dan potong tangan, namun juga menyebarkan akhlak dan perangai islam dalam kehidupan.

Kesalahan Kedua : Menganggap bahwa Syariat hanya berhubungan dengan Ibadah Saja

Kesalahan kedua yang tidak kalah mengkhawatirkan adalah, ketika seorang memandang bahwa menjalankan syariah hanya terbatas pada sisi ibadah saja. Maka ia akan begitu semangat menjalankan semua perintah ibadah yang termaktub dalam alquran dan sunnah dengan suka rela, atas nama menjalankan syariah. Namun sayangnya, ia tidak melihat keharusan menjalankan syariat ketika sedang melakukan pekerjaan, transaksi, atau dalam pengelolaan organisasi dan negara misalnya.

Dengan keyakinan yang salah tersebut, maka akan mudah kita dapati seorang koruptor yang rajin bolak-balik ke masjid, bahkan umroh ke Makkah dengan penuh kekhusyukan dan linangan air mata. Ada pula muslim yang menjadi aktifis dakwah, tetapi bekerja di bidang atau bagian yang tidak selaras dengan nilai syariah. Maka meluruskan pemahaman menjadi sebuah hal yang tidak bisa ditawar lagi, bahwa syariah mencakup banyak sisi kehidupan kita, tanpa terkecuali. Bukan semata ibadah saja.

Kesalahan Ketiga : Menjalankan Syariah hanya sebatas simbol semata, dan menganggap hal tersebut sudah cukup mulia.

Bahasa yang paling sederhana dalam hal ini adalah : menjadikan syariah sebagai label dan kover semata. Ada kepentingan lain yang menyeruak begitu hebat dibalik penggunaan label syariah, salah satunya adalah kepentingan ekonomi. Tidak dipungkiri lagi bahwa ada masa dimana label dan kover syariah menjadi sangat memikat dan menarik banyak orang, bahkan juga meningkatkan grade sebuah produk. Namun jika didalam produk tersebut tidak kita temukan nilai-nilai syariah, maka pemanfaatan syariah sebagai branding akan mudah kita deteksi.

Ambil saja contoh saat Ramadhan menjelang nanti, akan banyak acara tambahan khusus ramadhan yang gila-gilaan di televisi. Namun jika telisik satu demi satu, lebih banyak bungkusnya saja daripada visi dan misi sesungguhnya. Sinetron salah satunya, betapa banyak yang secara konten tak jauh berbeda dari yang sudah ada, namun dengan sedikit tambahan aksesoris jilbab dan kopiah menjadi sah disebut sinetron syariah. Inikah syariah yang kita inginkan ?

Maka mari kita berlomba mengamati fenomena perkembangan branding dan label syariah hari ini, baik dari koperasi syariah, pegadaian syariah, hotel syariah, salon syariah, kolam renang syariah, televisi syariah dan sebagainya. Maka perhatikan dengan baik, jika tidak kita temukan nilai-nilai syariah di dalamnya, maka saatnya bagi kita untuk menggugah masyarakat agar tidak tertipu lebih jauh. Siapkah Anda ?

Semoga bermanfaat dan salam Optimis
Readmore »»

Rabu, 25 Mei 2011

Nasihat untuk sang putera (Ust d Yoyoh untuk Putra beliau)


Monday, May 23, 2011
Berikut adalah korespondensi saya yang terkahir melalui email dengan almarhumah ibu saya, ummi Yoyoh Yusroh, 3 hari sebelum beliau dipanggil oleh Allah SWT tanggal 21 Mei 2011 kemarin.
Nasihat terakhir dari ummi ini akan selalu kuingat.

Semoga amal ibadah ummi diterima di sisi Allah, dilapangkan kuburnya, diampuni segala dosa-dosanya, dan dimasukkan ke dalam surganya. Dan agar kami anak-anaknya, suaminya, dan keluarga serta kerabat terdekat dikuatkan dan diberikan ketabahan dalam melanjutkan hidup kami tanpa ummi yang sangat kami cintai. InsyaAllah cita-cita, keinginan, pengabdian, kerja keras, dan dawah ummi akan terus kami lanjutkan

Selamat jalan ummi, kami ikhlaskan kepergianmu. Semoga Allah menempatkan ummi di surganya yang mulia.

From: Yoyoh Yusroh
Date: 2011/5/18
Subject: Nasihat untuk sang putera
To: Aizza Jundana

Nasihat Seorang Arab Kepada Putranya
(Ukht/ Nayifah Uwaimir)

Wahai puteraku …
Agar engkau menjadi seorang raja yang berwibawa di hadapan manusia ..
Janganlah berbicara dalam berbagai urusan ..
Kecuali setelah mengecek kebenaran sumbernya ..
Dan jika seseorang datang membawa berita, cari bukti kebenarannya sebelum dengan berani engkau berbicara ..
Hati-hati dengan isu .. jangan percayai setiap yang dikatakan, jangan pula percaya sesuatu yang setengah engkau lihat ..
Dan jika engkau mendapatkan cobaan berupa seorang musuh .. hadapi dengan berbuat baik kepadanya .. tolak dengan cara yang lebih baik, niscaya permusuhan itu berubah menjadi cinta kasih

Jika engkau hendak mengungkap kejujuran orang, ajaklah ia pergi bersama .. dalam bepergian itu jati diri manusia terungkap .. penampilan lahiriahnya akan luntur dan jatidirinya akan tersingkap! Dan “bepergian itu disebut safar karena berfungsi mengungkap yang tertutup, mengungkap akhlaq dan tabiat”.

Jika engkau diserang banyak orang sementara engkau berada di atas kebenaran .. atau jika engkau diserang dengan kritikan-kritikan buruk .. bergembiralah .. sebab mereka sebenarnya sedang berkata: “engkau orang yang sukses dan berpengaruh”, sebab,
· anjing yang mati tidak akan ditendang,
· dan tidak dilempar kecuali pohon yang berbuah

Wahai puteraku ..
Jika engkau hendak mengkritik, biasakan untuk melihat dengan mata tawon lebah .. dan jangan memandang orang lain dengan mata lalat, sebab engkau akan terjatuh kepada perkara yang busuk!

Tidurlah lebih awal wahai puteraku agar bisa bangun lebih awal .. sebab keberkahan ada di pagi hari, dan saya khawatir kehilangan kesempatan mendapatkan rizki Allah yang Maha Penyayang disebabkan engkau begadang di malam hari, sehingga tidak bisa bangun pagi!

Akan aku ceritakan kepadaku kisah seekor kambing dan serigala, supaya engkau aman dari orang yang berbuat makar ..
Dan saat seseorang memberikan tsiqah-nya kepadamu, jangan sampai engkau mengkhianatinya!
Akan aku ajak engkau ke sarang singa .. akan aku ajarkan bahwa singa itu tidak menjadi raja hutan dikarenakan aumannya!!
Akan tetapi, karena ia berjiwa tinggi! Tidak mau memakan hasil buruan binatang lain, betapapun ia lapar .. dan perutnya melilit-lilit .. jangan mencuri jerih payah orang lain .. sebab engkau menjadi keji!

Akan aku ajak engkau menemui bunglon .. agar engkau menyaksikan sendiri tipu dayanya! Bunglon merubah warna dirinya sesuai dengan tempat ia berada .. agar engkau mengetahui bahwa yang seperti bunglon itu banyak .. dan berulang-ulang! Dan bahwasanya ada orang-orang munafik .. banyak pula manusia yang berganti-ganti pakaian .. dan berlindung dibalik alasan “ingin berbuat baik”.

Wahai puteraku ..
Biasakan engkau bersyukur .. kepada Allah! Cukuplah menjadi alasan untuk bersyukur kepada-Nya bahwa engkau dapat berjalan, mendengar dan melihat!
Bersyukurlah kepada Allah, dan syukuri pula manusia .. sebab Allah SWT akan menambah orang-orang yang bersyukur
Dan manusia senang saat mendapati seseorang yang diberi sesuatu lalu orang itu menghargainya!

Wahai puteraku .. ketahuilah bahwa sifat utama yang paling agung dalam kehidupan ini adalah sifat jujur!
Dan bahwasanya kebohongan, meskipun tampak memberi keselamatan .. namun jujur lebih berakhlaq bagimu! Dan bagi orang sepertimu!

Wahai puteraku …
Persiapkan alternatif untuk segala urusan .. agar engkau tidak membuka jalan kehinaan!
Manfaatkan segala peluang .. sebab peluang yang datang sekarang .. bisa jadi tidak akan berulang!!

Jangan berkeluh kesah .. aku harap engkau optimis .. siap menghadapi kehidupan ..
Jauhilah orang-orang yang putus asa dan pesimis, lari dari mereka! Dan jangan sampai engkau duduk dengan seseorang yang selalu memandang sial kepada segala hal!!

Jangan bergembira saat melihat orang lain terkena musibah .. jangan pula menghina orang karena postur atau penampilannya ..
Sebab dia tidak menciptakan dirinya .. dan saat engkau menghina orang lain, pada hakekatnya engkau menghina ciptaan dari Dzat yang Maha Mencipta dan Membuat bentuk rupa

Jangan membuka aib orang, sebab Allah akan membuka aibmu di rumahmu .. sebab Allah-lah Dzat yang menutupi .. dan mencintai orang yang menutupi!
Jangan menzhalimi siapa pun .. dan jika engkau hendak menzhalimi dan engkau merasa mampu menzhalimi, ingatlah bahwa Allah SWT lebih mampu!

Jika engkau merasa hatimu mengeras, usaplah kepala anak yatim .. engkau akan terheran-heran .. bagaimana usapan itu dapat menghilangkan rasa keras hati dari hatimu, seakan hatimu menjadi pecah dan melunak!

Jangan mendebat .. dalam perdebatan .. kedua pihak merugi.
Kalau kita yang kalah, kita merugi telah kehilangan kebesaran kita, dan jika menang, kita juga merugi, telah kehilangan orang lain yang menjadi lawan debat kita .. semua kita kalah .. baik yang merasa menang .. dan yang merasa belum menang!

Jangan monopoli pendapat .. yang bagus adalah engkau mempengaruhi dan dipengaruhi!
Hanya saja, jangan larut dalam pendapat banyak orang .. dan jika engkau merasa bahwa pendapatmu benar .. tegarlah dan jangan terpengaruh!

Wahai puteraku ..
Engkau dapat merubah keyakinan orang .. dan menguasai hati mereka tanpa engkau sadari! Bukan dengan sihir, bukan pula dengan jampi .. namun, dengan senyumanmu .. dan kosa katamu yang lembut .. dengan keduanya, engkau dapat menyihir!!
Oleh karena itu, tersenyumlah .. maha suci Allah yang telah menjadikan senyuman sebagai ibadah dalam agama kita, dan kita mendapatkan pahala darinya!!

Di Cina .. jika engkau tidak murah senyum, mereka tidak akan berikan lisensi kepadamu untuk membuka kedai ..
Jika engkau tidak menemukan orang yang tersenyum kepadamu, tersenyumlah engkau kepadanya!
Jika bibirmu terbuka karena senyuman .. dengan cepat .. terbuka pula hati untuk mengekspresikan isinya

Jika orang meragukanmu, bela dirimu .. jelaskan .. dan beri keterangan pembenarannya!
Jangan suka nimbrung dan mengenduskan hidungmu dalam segala urusan .. jangan pula ikut-ikutan, berposisi bersama banyak orang saat mereka bersikap!!
Wahai puteraku .. jauhkan dirimu dari hal ini .. aku sangat tidak suka kalau melihatmu seperti ini!!

Jangan bersedih wahai puteraku terhadap apa yang terjadi dalam kehidupan! Sebab kita tidak diciptakan kecuali untuk diuji dan diberi cobaan .. sehingga Allah melihat kita .. adakah kita bersabar?
Karena itu .. santai saja .. jangan keruh hati! Yakinlah bahwa jalan keluar dekat ..
“jika mendung semakin hitam, pertanda, sebentar lagi hujan”!!

Jangan meratapi masa lalu, cukuplah bahwa ia telah berlalu .. sia-sia kalau kita memegang gergaji kayu, lalu menggergaji!!
Tataplah hari esok .. persiapkan diri .. dan singsingkan lengan baju untuk menghadapinya!!
Jadilah orang yang mulia .. berbanggalah dengan dirimu!
Sebagaimana engkau melihat dirimu, begitulah orang lain akan melihatmu ..
Jangan sekali-kali meremehkan dirimu!! Sebab engkau menjadi besar saat engkau ingin besar .. hanya engkau saja yang memutuskan ia menjadi kecil!


Yoyoh Yusroh
Komisi I DPR RI
Sent from my iPad

Dikutip dari http://spagiari.blogspot.com/2011/05/nasihat-untuk-sang-putera.html
Readmore »»

Selasa, 24 Mei 2011

WS Rendra: "Satu-satunya harapan bangsa ini adalah PKS"


Diposkan olehadmindi13:35

WS Rendra (Willibrordus Surendra Bawana Rendra) seorang penyair dan budayawan terbesar negeri ini sebelum meninggal dunia beliau menyampaikan pesan kepada sahabatnya, Chaerul Umam, seorang sutradara kawakan:


"Satu-satunya harapan bangsa ini adalah PKS"

Pesan singkat ini disampaikan kembali oleh Chaerul Umam sebelum membaca puisi pada acara Malam Seni dan Budaya Nasional PKS, Hotel Sahid 21 Mei 2011 lalu.

...


Dan hari ini (Senin 23/5), seperti diberitakan rakyatmerdekaonline, Sydney Jones seorang pengamat peneliti dan aktivis dari International Crisis Group (ICG), secara terbuka di forum Lecture Series on Democracy di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Ciputat mengutarakan kekagumannya juga pada PKS.

"Saya baru dari Aceh, dan mampir ke kantor partai lokal maupun nasional. Saya juga berbicara dengan wakil-wakil PKS di DPRD di Aceh," ujar Sydney.

"Mereka paling cerdas dan paling peduli pada rakyat, juga paling punya gagasan tentang public services," demikian Sydney Jones.

Dalam pembicaraan itu, Sydney Jones menyimpulkan bahwa wakil-wakil PKS adalah yang paling memahami persoalan rakyat. PKS juga bukan partai radikal justru mereka partai yang paling memahami prinsip demokrasi. (rakyatmerdekaonline.com)

...


Pekan lalu, Senin (16/5) koran KOMPAS memuat headline "Parpol Tersandera Korupsi" dilengkapi dengan gambar (tabel) tentang kasus-kasus korupsi yg melanda parpol. Disebut semua parpol KECUALI PKS. Headline KOMPAS ini mengukuhkan PKS adalah satu-satunya partai yang masih bersih.

...


Sebelumnya juga, dalam kasus tegas dan cepatnya PKS mengambil tindakan terhadap penyimpangan kadernya, pengamat politik Zaim Uchrowi menyatakan, "PKS menunjukkan beda dengan partai lainnya. PKS melakukan hal yang hampir tak mungkin dilakukan partai lain. Dengan segala kekurangannya, partai ini relatif masih paling mengusung moralitas di kancah politik nasional." (Republika, 15/4)

...

Penilaian dan kekaguman akan PKS sebagai 'Harapan Bangsa' bukan saja diberikan oleh para pengamat, tapi juga oleh rakyat yang mendambakan perbaikan negeri ini. Buktinya, di bulan Mei ini di beberapa pilkada calon yang diusung PKS meraih dukungan rakyat dan mendapat kemenangan. Pilkada Salatiga (8/5) pasangan Yuliyanto-Haris (Yaris), Pilkada Pekanbaru (18/5) pasangan Firdaus MT-Ayat Cahyadi, dan bahkan pilkada Jayapura (18/5) pasangan Benhur Tomi Mano–Nuralam meraih kepercayaan rakyat.

Ini semua membuktikan bahwa rakyat sangat mengharap akan perbaikan negeri ini, dan harapan itu ada pada PKS. Mari kita sambut 'Harapan Rakyat' dengan meningkatkan kerja dan kiprah kita di semua level, semua lini, sesuai potensi dan amanah masing-masing bersinergi sambil bertawakkal hanya kepada NYA. Kata Pak Cahyadi Takariawan "terus bekerja, terus berkarya, hingga akhir usia".

Faidza 'azamta fatawakkal 'alaLlah....


*)penulis: admin pkspiyungan


*posted: pkspiyungan.blogspot.com
Readmore »»

Senin, 23 Mei 2011

Tinjauan Sya'i tentang Hubungan Baik dengan Kristen Koptik (Qibthi)


Islamedia - Gerakan Ikhwanul Muslimin telah lama berhubungan baik dengan Kristen Koptik sebagai salah satu penduduk asli Mesir. Hubungan baik ini sudah terjalin sejak awal keberadaan Ikhwan di Mesir. Hubungan itu terus berlangsung hingga hari ini, bahkan diberitakan bahwa wakil ketua partai yang didirikan Ikhwan, adalah berasal dari kaum Koptik.

Hubungan ini bukan tanpa alasan, melainkan berasal dari pesan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada umat Islam.

Dari Ummu Salamah Radhiallahu ‘Anha, bahwa menjelang wafat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beliau berwasiat:
الله الله فى قبط مصر فإنكم ستظهرون عليهم فيكونون لكم عدة وأعوانًا فى سبيل الله
Takutlah kepada Allah, takutlah kepada Allah, dalam bergaul dengan kaum Qibthi Mesir. Sesungguhnya kalian akan mengalahkan mereka, dan mereka akan menjadi kekuatan dan pertolongan bagi kalian dalam perjuangan fi sabilillah. (HR. Ath Thabarani dalam Al Mu’jam Al Kabir, No. 561, Alauddin Al Muttaqi Al Hindi dalam Kanzul ‘Ummal No. 34023)

Imam Al Haitsami berkata tentang hadits ini:
رواه الطبراني ورجاله رجال الصحيح.
Diriwayatkan oleh Ath Thabarani dan para perawinya adalah perawi shahih. (Majma’ Az Zawaid, 10/63)

Syaikh Al Albani juga berkata tentang hadits ini:
قلت: وهذا إسناد صحيح لا أعرف له علة؛ فإن رجاله كلهم ثقات
Saya berkata: isnad hasits ini shahih, saya tidak mengetahui adanya cacat, dan semua perawinya adalah terpercaya. (As Silsilah Ash Shahihah No. 3113)
Nah, hadits nabi yang mulia ini, sudah dibuktikan oleh realita bahwa kaum Qibhti Mesir sudah dikalahkan umat Islam. Setelah itu, mereka akan menjadi pembantu bagi perjuangan umat Islam di sana. Maka, apa yang dilakukan oleh Syaikh Al Banna dan menjadi inspirasi bagi Syaikh Al Qaradhawi, bahwa menggunakan tenaga mereka (kaum Kristen Qibthi) dalam membantu perjuangan kaum muslimin, adalah hal yang justru dibenarkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sejak jauh-jauh hari.

Imam An Nawawi menyebutkan:
وفيه معجزات ظاهرة لرسول الله صلى الله عليه و سلم منها اخباره بأن الامة تكون لهم قوة وشوكة بعده
Pada hadits ini terdapat mu’jizat yang jelas bagi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, di antaranya adalah pengabaran Beliau bahwa bagi mereka akan ada umat yang menjadi kekuatan dan senjata setelah itu. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 16/97. Mawqi’ Ruh Al Islam)
Abdullah bin Yazid dan Amru bin Huraits, dan selainnya, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إنكم ستقدمون على قوم جعد رؤوسهم فاستوصوا بهم خيرا فإنهم قوة لكم وبلاغ إلى عدوكم بإذن الله ـ يعني قبط مصر ـ
Sesungguhnya kalian akan mendatangi kaum yang keriting kepalanya, maka berwasiatlah yang baik-baik dengan mereka, karena mereka akan menjadi kekuatan bagimu, dan menjadi bekal bagimu untuk melawan musuh-musuhmu dengan izin Allah. –yaitu kaum Qibthi Mesir. (HR. Abu Ya’la No. 1473, berkata Husein Salim Asad: para perawinya tsiqaat (terpercaya). Ibnu Hibban No. 6677)
Imam Al Haitsami mengatakan:
رواه أبو يعلى ورجاله رجال الصحيح.
Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan para perawinya adalah perawi shahih. (Majma’ Az Zawaid, 10/64)

Dalam Shahih Muslim juga Rasulullah Shallallau ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّكُمْ سَتَفْتَحُونَ أَرْضًا يُذْكَرُ فِيهَا الْقِيرَاطُ فَاسْتَوْصُوا بِأَهْلِهَا خَيْرًا فَإِنَّ لَهُمْ ذِمَّةً وَرَحِمً أَو قال"ذِمَّةً وصِهراً
Sesungguhnya kalian akan menaklukan negeri yang di dalamnya disebut-sebut Al Qiiraath, maka berwasiatlah yang baik-baik terhadap penduduknya, karena mereka memiliki jaminan dan kekeluargaan, atau diakatakan: jaminan dan perbesanan. (HR. Muslim No. 2543)

Berkata Imam An Nawawi Rahimahullah makana hubungan kekeluargaan dan perbesanan:
قال العُلَماءُ:الرَّحِمُ التي لهُمْ كَوْنُ هَاجَر أُمُّ إِسْماعِيلَ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم مِنْهمْ."والصِّهْرُ": كونُ مارِية أُمِّ إِبراهِيمَ ابنِ رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم منهم.
Berkata ulama: Ar Rahim (hubungan kekeluargaan) yang mereka miliki adalah karena Hajar Ibnu Ismail Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah berasal dari golongan mereka (Qibthi). Dan As Sihru (hubungan perbesanan) karena Mariyah ibu Ibrahim anak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga berasal dari mereka. (Lihat Riyadhus Shalihin, Hal. 133. Muasasah Ar Risalah)

Dalam riwayat lain, juga dari Abu Dzar, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّكُمْ سَتَفْتَحُونَ مِصْرَ وَهِيَ أَرْضٌ يُسَمَّى فِيهَا الْقِيرَاطُ فَإِذَا فَتَحْتُمُوهَا فَأَحْسِنُوا إِلَى أَهْلِهَا فَإِنَّ لَهُمْ ذِمَّةً وَرَحِمًا
Sesungguhnya kalian akan menaklukan Mesir, dia adalah negeri yang di dalamnya disebut-sebut Al Qiiraath, maka jika kalian menaklukannya berwasiatlah yang baik-baik terhadap penduduknya, karena mereka memiliki jaminan dan kekeluargaan. (HR. Muslim No. 2544)
Apakah Al Qiiraath? Para ulama telah berbeda dalam memaknainya. Imam Ibnu
Hibban mengutip dari Harmalah:
قال حرملة: يعني بالقيراط أن قبط مصر يسمون أعيادهم وكل مجمع لهم: القيراط، يقولون: نشهد القيراط
Berkata Harmalah: “Makna Al Qiiraath, bahwa Qibthi Mesir menamakan hari besar mereka dan semua perkumpulan mereka dengan sebutan Al Qiirath, mereka mengatakan: kami menyaksikan Al Qiiraath.” (Lihat Shahih Ibnu Hibban No. 6676)

Imam An Nawawi mengatakan:
قال العلماء القيراط جزء من أجزاء الدينار والدرهم وغيرهما وكان أهل مصر يكثرون من استعماله والتكلم به
Berkata ulama: Al Qiiraath adalah satu bagian dari bagian-bagian Dinar dan Dirham, dan selain keduanya. Dahulu penduduk Mesir banyak yang menggunakannya dan membicarakannya. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 16/97. Mawqi’ Ruh Islam)

Kami kira ini sudah cukup, bahwa bolehnya bekerjasama dengan Kristen Qibhti sebagai alat bantu perjuangan umat Islam di Mesir, sebab itu memang dibenarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Tetapi kebolehan ini hanya jika mereka masih mau berhubungan baik dengan umat Islam. Jika mereka berbuat aniaya dengan umat Islam bahkan memeranginya, maka wajib memutuskan hubungan dengan mereka dan justru mesti memerangi mereka karena kezaliman mereka itu.

Wallahu A’lam


Farid Nu’man Hasan
Readmore »»

Pilar-Pilar yang Mengokohkan Dakwah


5/24/2011 12:20:00 AM | Posted by islamedia
Islamedia -Ikhwah fillah..Didalam kisah perjalanan dakwah Rasululloh SAW betapa banyak hikmah dan pelajaran yang bisa kita ambil. Terutama adalah kiat Rasululloh SAW mengokohkan dakwahnya hingga akhirnya berhasil menguasai dunia,menaklukkan kekaisaran Bizantium dan Persia,hingga fathuh Mekkah.

Terukir didalam Al-Qur,an gambaran saat Alloh memberikan pertolongan dan kemenangan nya kepada Rasululloh dan kaum muslimin dikala itu :

Artinya “,Apabila telah datang Pertolongan Alloh dan kemenangan,kamu lihat manusia masuk islam secaraberbondong bondong ,”(Al-Qur,an Surat An-nasr 1-2)

Gerangan apakah yang dilakukan Rasululloh dalam rangka mengokohkan dan memenangkan dakwah?

Tiga Pilar Pengokoh Dakwah

1.UMUUMUD DA,WAH : MENJADIKAN DAKWAH SEBAGAI ISSU CENTRAL

Dalam bahasa lainnya disebut SOSIALISASI. Tidak ada satu pintupun yang tidak didatangi oleh rasululloh dikala itu(mungkin 1 juta pintu-pen),bahkan disetiap orang berkumpul disitulah rasululloh selalu mensosialisasikan dakwah tanpa takut akan ditolak, diintrogasi, diintimidasi Dll.

Sebagaimana firman Alloh dalam Al-Quran Surat Al-A'raaf ayat 158:

Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk".(Q-S :7 : 158)

Pertemuan pertama antara Nabi dan kaum kerabatnya berlangsung di bukit Shafa, yang kemudian dikacaukan oleh Abdul Uzza (Abu Lahab). Pertemuan kedua pun dikacaukan juga oleh Abu Lahab. Pada saat itu Nabi menyampaikan kepada kerabatnya bahwa beliau tidak mungkin berdusta dan menipu kerabatnya itu, lalu beliau memperkenalkan diri sebagai utusan Allah untuk seluruh umat manusia,

Selain itu beliau pun menyeru agar setiap orang menyelamatkan dirinya sendiri dari siksa neraka yakni dengan mau tunduk pada Allah semata. Beliau menegaskan saat itu bahwa beliau menyeru kepada Allah dan bertanya kepada kaum kerabatnya, siapakah diantara mereka yang akan mendukung perjuangn dakwahnya. Saat itu diantara yang hadir adalah Bani Ka’ab bin Luay, Bani Murrah bin Ka’ab, Bani Hasyim, Bani Abdu Manaf, Bani Abdu Syamsin, Bani Zuhro, Bani Abdul Muthallib.

Abu Lahab mengacaukan pertemuan itu dan memprovokasi semua yang hadir untuk segera menangkap Muhammad dengan alasan: Dakwah Nabi adalah dakwah yang berbahaya yang akan menyebabkan beliau sendiri celaka karena akan dimusuhi manusia, orang-orang yang mendukungnya pun akan celaka karena pasti akan diperangi bangsa-bangsa lain, Muhammad hanyalah pemuda yang sedang mengalami gangguan psikologis, dlsb.

Saat itu Shafiyyah bibi Rasullah membela dan mengatakan kepada Abu Lahab bahwa bukankah memang ada berita dari orang-orang terdahulu bahwa salah seorang keturunan Abdul Muthallib akan menjadi Nabi? Tapi, pembelaan ini malah semakin membuat Abu Lahab kalap, kata-katanya semakin keji, dia mengatakan bahwa orang Quraisy tidak akan tinggal diam, kepala Muhammad pasti akan dilumat orang Quraisy. Hal ini menyebabkan Abu Thalib tampil dan menegaskan bahwa selama dia masih hidup Muhammad akan selalu dilindunginya.

Rasululloh terus melakukan sosialisasi hingga dikota mekah tiada issu yang paling update saat itu selain satu nama yaitu “MUHAMMAD” umuumudda,wah (sosialisasi) mulai dilakukan oleh rasululloh pasca teguran Alloh atas beliau ketika beliau berselimut setelah mendapatkan wahyu, Alloh berfirman surat Al-Mudatsir Ayat 1-2:

Hai orang yang berkemul (berselimut),(1) bangunlah, lalu berilah peringatan!(2) (QS:74:1-2)


2.KATSROTUL ANSOOR : MEMPERBANYAK PENDUKUNG .

Setelah dakwah disosialisasikan dimana saja,kapan saja,tanpa mengenal lelah dan tanpa mengenal Tak PeDe,barulah adanya orang-orang yang bergabung mendukung perjuangan , saat itu muncullah pendukung –pendukung dakwah assabiunal awwalun yang terdiri dari : Khadijah, Zaid bin Haritsah, Ali bin Abu Thalib, Abu bakar, Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqqash, Waraqah bin Naufal, Zubair bin Al-Awwam, Abu Dzar Al-Ghifari, Umar bin Anbasah, Sa’id bin Al-Ash, Abdurrahman bin Auf, Ummu Aiman, Arqam bin Abi Arqam, Abdullah bin Mas’ud, Amr bin Yassir, Yassir, Sa’ad bin Zaid, Amir bin Abdullah, Ja’far bin Abu Thalib, Khabbab, Bilal bin Rabah, Ummu Fadhl, Shafiyyah, Asma, Fatimah bin Khattab.dari merekalah cikal bakal pertumbuhan kader pendukung perjuangan dakwah rasululloh SAW,setiap mereka yang telah mendapatkan hidayah,mereka mulai menyebarkan dakwah islam kepada siapa saja untuk memperbanyak pendukung . Firman Alloh dalam surat Yusuf ayat 108 ,Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

3.MATAANATUTTAKWIIN : KOKOHKAN PEMBINAAN

Kokohnya pembinaan yang dilakukn oleh rasululloh digambarkan oleh Al-quran termasuk keberhasilan rasul membentuk karate orang-orang yang dibinanya.dalam surat Alfath ayat 29 Alloh berfirman “’, Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud . Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu'min). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

Setiap orang yang sudah berhasil direkrut dibina dengan baik,intensif an berkesinambungan,bahkan rasululloh menanyakan laporan ibadah yaumiyah para binaannya disetiap kesempatan :’,Siapa yang hari ini bersadaqoh?, Siapa yang hari ini shaum, siapa yang semalam Qiyamullail? dan seterusnya, ini dilakukan beliau untuk mengokohan pembinaan,setelah itu beliau menugaskan para sahabat yang sdh memiliki kafaah (kemampuan) membina untuk segera membina,seperti yang dilakukan oleh Abu Dzar yang berhasil mengislamkan dan menjadi shohibul wilayah suku ghifar,seperti yang dilakukan oleh Mushab bin Umair yang ditugasi Rasul untuk membina diMadinah dan akhirnya dari pembinaan yang berantai (Talaqqi) akhirnya islam dan dakwahpun tersampaikan kepada kita semua…

Wallohu A’lam bishowab


Ustadz Muhammad Ridwan
Readmore »»

PARA PECINTA WAKTU FAJAR



Fajar simbol kemunculan semua kebaikan. Simbol kemenangan. Lambang kehidupan. Identitas masa muda. Bukti gerak dan dinamisme. Dalil kebenaran dan keadilan. Fajar terjadi pada waktu sangat hening. Selain itu, fajar merupakan saat-saat kebeningan, moment pembangkit rizki, shalat fajar (Shubuh) bukti nyata kuatnya iman dan kesuciannya dari kemunafikan, sebab waktu itu saat serba sulit bagi jiwa manusia. Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda di hadits yang diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim,

“Shalat paling berat pelaksanaannya bagi orangorang munafik oalah shalat Isya’ dan shalat Shubuh. Andai mereka tahu kebaikan pada keduanya, tentu mereka mengerjakannya kendati dengan merangkak.” (Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim).

Dr. Abdul Hamid Dayyab berkata, “Manfaat kesehatan yang diperoleh orang dengan bangun pagi banyak sekali. Di antaranya, gas O3 di udara sangat melimpah saat fajar, lalu berkurang sedikit demi sedikit, hingga habis ketika matahari terbit. Gas O3 punya pengaruh positif pada urat sraf, mengativkan kerja otak dan tulang. Ketika seseorang menghitup udara fajar yang dinamakan udara pagi, ia merasakan kenikmatan dan kesegaran tiada taranya di waktu mana pun, baik siang atau malam.”

Dua raka’at Shalat fajar
Dua raka’at shalat Fajar adalah shalat sunnah qabliyah (sebelum) shalat Shubuh. Shalat ini disukai Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, hingga beliau bersabda,

“Dua raka’at shalat Fajar lebih baik dari dunia dan seisinya.” (Diriwayatkan Muslim).

Di riwayat Muslim disebutkan,

“Sungguh, dua raka’at shalat Fajar lebih aku sukai daripada dunia semua.” (Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim).

Jika dunia dan seisinya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan dua raka’at shalat sunnah fajar (Shubuh) di mata Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, bagaimana keutamaan shalat Shubuh itu sendiri?

Orang yang Mengerjakan Shalat Shubuh dan Shalat Ashar tidak Masuk Neraka
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menyebutkan, siapa saja konsisten mengerjakan shalat Shubuh dan shalat Ashar, ia masuk surga dan dijauhkan dari neraka. Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tersebut,

“Barangsiapa mengerjakan shalat Shubuh dan shalat Ashar, ia masuk surga.” (Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim)

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda,

“Siapa pun yang mengerjakan shalat sebelum matahari terbit (shalat Shubuh) dan terbenam (shalat Ashar), maka tidak akan masuk neraka.” (Diriwayatkan Muslim).

Imam Al-Manawi berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memberi penekanan khusus pada shalat Shubuh dan shalat Ashar, karena punya nilai lebih dibandingkan shalat-shalat lainnya, atau karena disaksikan malaikat yang bertugas malam dan siang hari, atau karena kedua shalat iru sulit dikerjakan manusia, sebab waktu shalat, Ashar waktu sibuk sedang shalat Shubuh waktu sulit. Karenanya, barangsiapa memperhatikan kedua shalat itu, ia pasti memperhatikan shalat-shalat lainnya. Barangsiapa mengerjakan kedua shalat itu dengan konsisten, tentu ia lebih konsisten mengerjakan shalat-shalat lainnya dan ia nyaris tidak lalai. Jik ia seperti itu, dosa-dosanya diampuni dan ia masuk surga.”
Kita amat prihatin pada orang-orang yang mengklaim dirinya dai yang berbaiat kepada Allah Ta’ala untuk mengemban amanah dakwah. Faktanya, mereka manusia paling malas mengerjakan shalat Shubuh berjama’ah. Hati mereka terbias dengan kondisi seperti itu, lalu memandang diri mereka tidak bermasalah jika tidak mengerjakan shalat Shubuh berjama’ah dan tidak meng-hisab diri mereka atas kelalaian ini. Bagaimana orang yang memprediksikan dirinya dai yang mengajak kepada kebaikan, tapi ia punya jiwa yang tidak mengecam perilakunya yang tidak mengerjakan salah satu rukun Islam? Apakah ia tidak takut dicap sebagai orang munafik?

Qur’anul Fajr
Allah Ta’ala berfirman,

“Dan shalat Shubuh. Sesungguhnya shalat Shubuh itu disaksikan.” (Al-Isra’: 78).

Yang dimaksud dengan Qur’anul Fajr pada ayat dia atas ialah shalat Fajar (Shubuh), yang disaksikan para malaikat. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Malaikat yang bertugas malam dan malaikat yang bertugas siang pergi secara bergantian kepada kalian. Mereka bertemu saat shalat Shubuh dan shalat Ashar. Malaikat yang bertugas malam naik, lalu ditanya Allah. Padahal Dia lebih tahu daripada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hamba-hamba-Ku?’ Para malaikat yang bertugas malam menjawab, ‘Kami tinggalkan mereka sedang mengerjakan shalat dan datang lagi kepada mereka saat mereka mengerjakan shalat’.” (Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim).

Betapa bahagianya orang yang mampu berjihad melawan dirinya, tidak menggubris kenikmatan dan kehangatan “ranjang”, serta melawan semua daya tarik yang menyeretnya ke “ranjang”, demi mendapatkan “cek” bersih dari sifat orang munafik, menjadi orang-orang yang layak menerima berita gembira Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam akan masuk surga, memperoleh kesaksian para malaikat dan pertanyaan Allah Ta’ala. Karena keagungan fajar, Allah Ta’ala bersumpah dengannya saat berfirman,

“Demi fajar. Dan malam yang sepuluh.” (Al-Fajr: 2).

Fajar itu Standart untuk Manilai Orang
Para sahabat Radhiyallahu Anhu menjadikan shalat jama’ah Shubuh sebagai standart untuk menilai orang, barangsiapa hadir di jama’ah shalat Shubuh, mereka mempercayainya. Dan, barangsiapa tidak menghadirinya, mereka berburuk sangka padanya. Ibnu Umar Radhitallahu Anhuma berkata, “Jika kita tidak melihat seseorang di jama’ah shalat Shubuh dan Isya’, kita berburuk sangaka padanya.”
Apakah perkataan Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma ini tidak mengguncang hati dai dewasa ini, membuat mereka berlomba dengan orang lain untuk menghirup udara pagi, menjadi orang-orang terdepan yang akan ditulis di buku para malaikat yang bertugas malam dan siang hari, serta menjadi pecinta-pecinta fajar?
Readmore »»

Minggu, 22 Mei 2011

Sydney Jones: PKS Bukan Partai Radikal


Diposkan olehadmindi11:27

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang merupakan partai terbesar keempat di Indonesia pasca Pemilu 2009 seringkali dituding memiliki hidden agenda untuk mendirikan negara Islam di Indonesia. PKS juga kerap dikaitkan dengan gerakan Islam radikal di luar negeri, wabil khusus Ikhwanul Muslimin di Mesir.

Tetapi, di mata Sydney Jones dari International Crisis Group (ICG), PKS bukanlah partai radikal. Terlebih PKS mengikuti aturan main demokrasi di Indonesia.

Sydney Jones menyampaikan hal itu ketika berbicara dalam Lecture Series on Democracy di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah di Ciputat, Tangerang, Senin pagi (23/5).

"Saya baru dari Aceh, dan mampir ke kantor partai lokal maupun nasional. Saya juga berbicara dengan wakil-wakil PKS di DPRD di Aceh," ujar Sydney.

Dalam berbagai pembicaraan itu, Sydney Jones menyimpulkan bahwa wakil-wakil PKS adalah yang paling memahami persoalan rakyat dan paling memahami prinsip demokrasi.

"Mereka paling cerdas dan paling peduli pada rakyat, juga paling punya gagasan tentang public services," demikian Sydney Jones. [guh]

*)sumber: http://www.rakyatmerdekaonline.com/news.php?id=27922

*posted: pkspiyungan.blogspot.com
Readmore »»

Mursyid Am Ikhwanul Muslimin Berbela Sungkawa Atas Wafatnya Yoyoh Yusroh


5/23/2011 12:20:00 PM | Posted by islamedia
Islamedia - Prof. Dr. Muhammadi Badie, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, menyampaikan ucapan belasungkawa yang mendalam kepada Presiden Partai Keadilan Sejahtera di Indonesia atas wafatnya ustadzah Yoyoh Yusroh, anggota Parlemen Indonesia dan Anggota Komite Keluarga dan Wanita Islam Internasional, yang wafat karena disebabkan kecelakaan.

Almarhumah merupakan akhwat yang energik dan luar biasa dalam mendukung aktifitas dan kegiatan yang terkait dengan masalah keluarga dan anak. Beliau memiliki peran yang sangat besar dalam kegiatan keakhwatan yang terkait dengan pendidikan anak.

يتقدم فضيلة الأستاذ الدكتور محمد بديع المرشد العام للإخوان المسلمين بخالص العزاء لرئيس حزب العدالة والرفاهية بإندونيسيا في وفاة الأستاذة يويو يسره عضو البرلمان الإندونيسي وعضو مجلس إدارة المنتدى الإسلامي العالمي للأسرة والمرأة، والتي وافتها المنية في حادث سيارة أليم.

والفقيدة من أبرز الأخوات الناشطات في مجالات دعم الأسرة، وكان لها إسهامات كبيرة فيما يتعلق بتربية النشء.
Komentar:

Dr. Sayyid Ro'fat Al Obed dari Propinsi Suez Mesir
Semoga Allah mengasihi Ukhti karimah dan menempatkannya di dalam JannahNya. Saya telah mengenal beliau sebegai sosok penggerak dan pendobrak atas permasalahan umat.

Dr. Faridah dari Ghana Afrika
Kesedihan yang mendalam ketika saya mendengar kabar wafatnya Ikhti habibah, Yoyoh Yusroh dari Indonesia, semoga Allah memberikan pahala yang besar kepada beliau dan memberikan ganti atas kehilangan beliau, serta menempatkannya di dalam JannahNya. Semoga Allah memberikan kesabaran kepada suami dan keluarga yang ditinggalkan... Allohumma La Taftinna Ba'daha wa Laa Tahrimna Ajro Suhbatuha wa Mahabbatuha wa Ajma'na bina fi A'la Illiyyin fi Jannatil firdau ma'as Shuhubil kiram wa Khairal Anam.


Abeer dari Alexandria
Innalillahi wa Inna Ilahi

Abu Abad dari mesir
Mereka semua adalah Ikhwan yang selalu memenuhi janji perjuangannya
[ikhwanonline.com/akml]
Readmore »»

Karakteristik Orang-orang yang Berobsesi kepada akhirat


Dalam masalah ini, manusia terbagi ke dalam tiga kelompok.

Kelompok Pertama
Yaitu orang-orang yang obsesi kepada akhirat mendominasi diri mereka. Alu, mereka bekerja di dunia dengan kacamata akhirat dan tahu dunia itu jembatan menuju akhirat. Mereka tahu apa saja yang ada di dunia adalah sarana yang diciptakan Allah Ta’ala untuk membantu manusia merealisir tujuan penciptaan mereka, yaitu beribadah kepada-Nya. Mereka memperlakuka dunia sebagai sarana dan meletakkannya di genggaman tangan mereka. Mereka yang mengelolanya dan tidak membiakannya mengelola diri mereka atau mengarahkan mereka semaunya. Mereka tidak menjauhkan diri dari dunia beserta isinya dan tidak menjauhkan dari manusia, karen tahu tugas mereka dengan jelas, yaitu memperbaiki diri dan orang lain, serta memanfaatkan seluruh saana dunia untuk tiba di akhirat denan aman.

Kelompok Kedua
Yaitu orang-orang yang cinta dunia begitu menguasai mereka, hingga membuat mereka lupa total kepada akhirat dan tidak tahu dunia itu jembatan menuju akhia mereka kia dunia itu segala-galanya. Mereka tidak tahu dengan jelas alau semua sarana di dunia sebenanya untuk membantu manusia merealisir tujuan penciptaan meeka, yaitu eribadah kepada Allah Ta’ala. Naifnya, mereka meyakini semua sarana dunia itu tujuan final penciptan mereka, lalu mereka menyembahnya selan Allah Ta’ala, meletakkannya di hati mereka yang kemudian mengarahkan mereka semaunya, dan mereka menghabiskan seluruh usia mereka untuknya. Harta tujuan mereka. Wanita tujuan mereka. Aak uuan mereka. Jabaatn tujuan mereka. Status sosial tujuan mereka. Makanan tujuan mereka. Pakaian tujuan mereka. Dan, syahwat-syahwat lain tujuan mereka, bukannya tujuan tertinggi yang merupakan tujuan penciptakan mereka.

Kelompok Ketiga
Yaitu orang-orang yang tidak jelas statusnya. Mereka tidak ingin masuk kelompok pertama atau kelompok kedua. Namun, ingin mendapatkan sebagian karakteristik kelompok petama dan sebagian karakteristik kelompok kedua. Sekali waktu mereka menyembah syahwat selain Allah Ta’ala dan beperang untuknya. Dan, sekali waktu, mereka menyembah Allah Ta’ala dan mendapatkan secuil obsesi kepada akhirat. Mereka seperti orang yang berputar-putar di sekitar cagar alam dan ada kemungkinan besar menggembalakan hewan gembalanya di cagar alam itu. mereka berada dalam situasi kritis dan tidak aman mereka tidak kokoh di jalan yang lurus dan meninggalkan statusnya yang tidak jelas itu.
Tentang ketiga kelompok di atas, orang zuhud, Yahya bin Muadz, berkata, “Manusia terbagi ke dalam tiga kelompok. Pertama, orang yang lebih sibuk dengan akhirat daripada dengan dunia. Kedua, orang yang lebih sibuk dengan dunia daripada dengan akhirat. Ketiga, orang yang sibuk dengan keduanya sekaligus. Kelompok pertama merupakan orang-orang sukses, kelompok kedua orang-orang celaka, dan kelompok ketiga orang-orang yang dalam kondisi kritis.”
Orang-orang yang berobsesi kepada akhirat merupakan kelompok pertama dan orang-orang yan beruntung di antara kelompok yang ada. Karena itu, perlu ada studi khusus tentang karakteristik mereka, aga kita bisa meneladani mereka. Di antara karakteristik mereka yang paling menonjol adalah sebagai berikut:

1. Sedih karena Akhirat
Kendati mereka mengharapkan rahmat Allah Ta’ala dan ampunan-Nya, mereka tidak pasrah begitu saja. Mereka sedih atas kelalaian dan dosa yang telah mereka lakukan, kendati dosa kecil dan remeh. Mereka sedih atas penderitaan, kedzaliman, dan musibah yang dialami kaum Muslimin. Mereka punya jiwa yang sart dengan kasih sayang dan kepekaan, karena obsesi kepada akhirat mendominasi mereka.
Hati yang tidak sedih itu seperti rumah rusak. Demikian perumpamaan yang dibuat murid Al-Hasan Al-Bashri, Malik bin Dinar. Lebih lengkapnya, ia bekata, “Jika hati tidak sedih, maka rusak, seperti halnya rumah yang jika tidak ditempati maka rusak.”
Sedih itu menghirupkan hati dan menggerakkan perasaan yang tersembunyi di dalamnya. sedang tidak sedih mematikan perasaan, lalu hati membeku, mati, dan menjadi seperti rumah rusak seperti dikatakan Malik bin Dinar. “Rumah” tersebut lengang, menjadi kandang hewan, belalang, dan jin. Juga menjadi tempat buang kotoran, lalu bau busuk menebar dari sana-sini, dan dibenci semua orang yang berhati sehat.
Sedih itu bertingkat-tingkat. Kadar hilangnya obsesi kepada dunia ditentukan oleh sejauhmana kesedihan Anda karena akhirat. Sedih karena akhirat merupakan sarana “pembersihan” permanen dan selalu terjadi saat hati hidup. Imam Malik bin Dinar berkata, “Kadar hilangnya obsesi kepada akhirat dari hati Anda sangat ditentukan oleh kadar obsesi Anda kepada dunia. Dan, kadar hilangnya obsesi kepada dunia dari hati Anda ditentukan oleh sejauhmana kadar obsesi Anda kepada akhirat.”
Sedih karena akhiat membuat orang punya perasaan takut Allah Ta’ala meng-hisap dirinya pada Hari Kiamat, lalu ia meng-hisap dirinya sebelum ia dihisap kelak di akhirat.

2. Selalu Mengadakan Muhasabah (Evaluasi Diri)
Amirul Mukminin Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu berkata, “Hisap-lah diri kalian sebelum kalian di-hisap. Timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang. Dan, bersiap-siaplah menghadapi Hari Kiamat.”
Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu rutin mengadakan muhasabah pada dirinya atas seluruh perkataan dan perbuatannya.
Tentang An-Nafsu Al-Lawwamah, yang dijadikan bahan sumpah oleh Allah Ta’ala ketika befirman,

“Aku bersumpah dengan Hari Kiamat. Dan, aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali.” (Al-Qiyamah: 1-2).

Dijelaskan di Tafsir Al-Qurthubi, “Al-Hasan Al-Bashri berkata, ‘Demi Allah, jiwa seperti itu jiwa orang Mukmin. Ia selalu mengecam jiwanya dengan mengatakan, apa yang aku inginkan dengan perkataanku? Apa yang aku inginkan dengan apa yang aku makan? Apa yang aku inginkan dengan pembicaraanku kepada diriku? Sedang orang jahat, ia tidak pernah meng-hisap dirinya’.”
Salah seorang tabi’in, Bilal bin Sa’ad, meng-hisap dirinya atas hilangnya rasa sedih dirinya karena akhirat. Ia berkata, “Ah sedihnya aku, sebab aku tidak sedih.”

3. Selalu Beramal untuk Akhirat
Sedih yang terjadi pada generasi salaf karena obsesi kepada akhirat tidak membuat mereka mengucilkan diri di sudut-sudut masjid dan rumah-rumah mereka, guna menangisi diri mereka dan membiarkan orang-orang sesat berkubang dalam kesesatan, tanpa memperbaiki orang-orang sesat itu. justru, sedih motivator terbesar yang mengerakkan mereka peduli pada diri sendiri, dengan mengadakan perbaikan, penyucian, dan segera beramal sebelum kesempatan hilang. Juga peduli pada orang lain, dengan memperbaiki mereka, mendakwahi mereka, bersabar atas gangguan dan ujian di jalan dakwah. Malik bin Dinar bekata, “Setiap sesuatu punya serbuk bersabar dalam mengerjakan amal shalih, kecuali dengan sedih.”
Amal shalih tidak hanya shalat, puasa, membaca Al-Qur’an, dan dzikir saja. Amal shalih ialah apa saja yang dicintai Allah Ta’ala dan amal paling Dia cintai adalah jihad di jalan-Nya. Tingkatan ihad paling tinggi ialah menumpahkan darah (perang) di jalan Alah dan tingkatan terendahnya ialah menolak kemungkaran dengan hati. Di antara kedua tingkatan tersebut terdapat beberapa tingkatan jihad.

4. Trenyuh Melihat Pemandangan Kematian
Karena hati generasi salaf hidup, mer3eka mengaitkan apa saja yang mereka lihat di dunia dengan akhirat. Sesuatu yang paling menakutkan mereka ialah pemandangan kematian.
Ya, pemandangan kematian membekas kuat di hati seorang dari mereka hingga berhari-hari dan menambah semangatnya menuju akhirat, sebab khawatir ajal datang menjemputnya, sementara dia belum mengerjakan amal yang menaikkannya ke tingkat paling tinggi. Seorang tabi’in, Ibrahim An-Nakhai, berkata, “Jika kami datang ke rumah orang yang meninggal dunia atau mendengar ada orang meninggal dunia, hal itu membekas pada kami hingga berhari-hari, karena kami tahu ada sesuatu (ajal datang pada orang tersebut, lalu membawanya ke surga atau neraka.”
*(diambil dari buku terjemahan dengan judul Taujih-taujih ruhiyah oleh Syaikh Abdul Hamid Al Bilali)
Readmore »»

Mozaik Indah Bersama Sang Murabbiyah (part 1)

5/22/2011 08:09:00 AM | Posted by islamedia


Islamedia - Masih kuingat rumah sederhana yang tepat berada di depan Ma’had Al-Hikmah Jln Bangka IV Jakarta Selatan itu. Rumah tempatku bercengkerama saat jam istirahat kuliah dirosah sepekan 3 kali, atau sekedar numpang wudhu karena antrian wudhu di Ma’had cukup panjang. Sering kulihat Umar dan adik-adiknya keluar rumah lalu pergi diajak naik Toyoya Kijang kotak coklat bersama abi mereka, Ust Budi Dharma. Kadang, di hadapanku melintas Umar, atau Asma yang waktu itu masih kecil-kecil. Umar pernah kuledek, “Eh ada Umar bin Khattab”

Dia menjawab spontan, “Bukan, aku Umar bin Budi”

Jawaban spontan yang sangat cerdas dari seorang anak balita J

Ustadzah sering mengisi kajian di Masjid Al-Hikmah, kurun waktu 1991-1997 itu. Salah satu yang kuingat betul adalah saat beliau memberikan trik praktis saat ada peserta kajian yang bertanya, “Ummi, gimana kalau punya bayi ya? Kok saya sholat lail-nya jadi banyak bolongnya? Baru aja ditinggal sebentar, bayi saya sudah nangis”

Waktu itu, tahun 1994-an mungkin, aku belum menikah, jadi belum terlalu paham juga dengan kerepotan si ibu muda tadi.

Ummu Umar menjawab, “Insya Allah masih bisa ukhti…Yang namanya bayi, ya tugasnya memang nangis. Malah kuatir kita kan, kalau dia gak bisa nangis tapi anteng terus? Nah, anti bisa siapkan bayi dulu dengan memmbersihkan dari najis, terus dipasang pampers, lalu menyempatkan diri wudhu sebentar. Saatnya sholat, gelarlah kasur kecil di samping sajadah kita dan taruh bayi di situ. Kalau dia menangis, jangan panik dulu, tetap teruskan sholat. Tapi kalau terlihat tanda-tanda nangisnya tak mau berhenti, gendonglah dia sambil sholat. Insya Allah dalam dekapan si ibu, dia akan tenang kembali. Sekaligus ini memberikan tarbiyah ruhaniyah padanya, sejak kecil sudah merasakan dan menyaksikan ibunya selalu bangun untuk sholat lail di sepertiga malam”

Mendengar penjelasan beliau, haru sekali rasanya. Benar-benar aplikatif. Oh, ini rahasianya mungkin ya? Hinga meski putra beliau buanyak, tetap tampak kompak, teduh wajahnya dengan seringnya berwudhu.

Saat lain, Oktober 2002, aku dan teman-teman berkunjung ke rumah beliau (sudah pindah) di Depok, menjelang Ramadhan. Ummu Umar sempat bertanya tentang penyerapan dan pemahaman kami terhadap muwashofat tarbawiyah yang sudah ada. Tentu rata-rata kami menjawab dengan malu, banyakan belum tercapainya dari pada sudah tercapai. Dengan senyum bijak, Ummu Umar bercanda, “Akhowatiii….padahal muwassofat itu sudah menghabiskan berkilo-kilo jeruk dan begadang hampir tiap malam lho untuk bisa jadi seperti itu”

Duuh jadi makin malu.

Kalau jenjang pendidikan formal bisa sampai gelar S2, ini tarbiyah sudah berbilang tahun tapi kok kompetensinya (baca: pencapaian muwashofatnya) setara anak SD juga belum. Hiks hiks….

Waktu itu, beliau juga menyitir ucapan Bunda Zainab Al-Ghazali, mujahidah tangguh dengan pengorbanannya yang luar biasa, yang buku kisahnya di penjara waktu itu , kubaca saat aku SMA dan membuatku merinding berhari-hari. Bunda Zainab membandingkan kiprah beliau dengan kiprah Asy syahid Ust Sayyid Qutb,“Ibarat membangun rumah, rumahku ini baru pondasi dan kerangka. Tapi rumah Sayyid Qutb sudah berlantai enam”

Huhuhu, kalau bunda Zainab saja merasa baru pondasi, terus macam aku ini apa? Tanah rawa-rawa yang masih penuh akar bakau dan belum diurug kali ya? Atau comberan di pinggir tanah yang akan dibangun rumah? Hiks hiks

Ustadzah juga memberikan kiat-kiat untuk berinteraksi dengan Al-Quran dengan lebih baik, saat beliau membahas tentang hadist bahwa posisi seseorang di akherat sesuai dengan ayat terakhir yang dia baca.

“Jadi, seolah-olah, setiap kali kita membaca Al-Qur’an, kita sedang membuat tangga ke surga. Kalau bacanya cuma sedikit-sedikit ya gak bakal nyampek ke surga. Umar bin Khattab itu meninggal saat mengimami sholat subuh dan membaca surat Al-Anfaal. Utsman dan Ali juga dibunuh saat membaca Al-Quran. Kematian seseorang itu, tergantung pada kebiasaannya saat dia hidup”

“ Jadi akhowatii, upayakan untuk terus berinteraksi dengan Al-Qur’an. Jika fisik lelah, akal masih bisa beraktifitas. Tidak kuat lagi bersuara untuk tilawah, bisa beralih dengan membaca tafsir. Jika akal kita lelah juga, ruh masih bisa beraktifitas. Membaca tafsir pun mata dan otak sudah berat, bisa beralih dengan mendengarkan tasmi’ Al-Qur’an. Intinya, jangan keterusan tidur hanya sekedar memenuhi rasa kantuk”

Huwaa, jadi malu sangat. Sering kebablasan tidur padahal belum memenuhi target tilawah 1 juz per hari L

(Tausiyah beliau tentang interaksi dengan Al-Qur’an inilah yang menjadi ilham bagiku untuk menulis note ‘Bukan Belum Mampu, Tapi Belum Mau’, beberapa waktu yang lalu).

Beliau saat itu juga mengajarkan sebuah doa yang sangat indah bagi kami, para ibu muda. Begini doanya:

Allahumma baarik fii awlaadinaa wa laa tadzurrohum wa waffiqhum litho ‘atika war zuqnaa birrohum

Ya Allah, berkahilah anak-anak kami. Jangan susahkan mereka. Berikanlah mereka taufiq untuk taat kepada-Mu dan berikanlah rizki pada kami berupa kebaikan2 mereka.

Pertemuan sore itu di tutup dengan secangkir teh jahe hangat dan semangkok bakso panas yang rupanya sudah dipersiapkan Ummu Umar mengingat suasana hari itu yang mendung dan hujan. Kehangatan yang tidak hanya memenuhi kerongkongan dan perut kami yang telah berada di majlis ilmu itu sejak siang berada di rumah beliau, tapi juga menembus jauh ke dalam lubuk hati kami.

Ummu Umar, sungguh belum puas aku mendapat bimbinganmu yang penuh kasih…

#Catatan mozaik selanjutnya, semoga ada waktu menulisnya, lain waktu. Mesti membongkar-bongkar buku 2 catatan lama J

(bersambung)

Mukti A. Farid
Readmore »»

Perempuan Pilihan Itu Telah Pergi: Selamat Jalan, Saudariku Yoyoh Yusroh...


Diposkan olehadmindi17:28
Oleh: Pipiet Senja*

Obituari

Tokoh nasional yang memiliki buah hati 13 orang ini sungguh figur yang patut diteladani oleh kita. Meskipun supersibuk sebagai anggota legislatif, ia tetap dapat merancang kebersamaan bersama suami dan semua anak demi memelihara cinta kasih, dan keharmonisan keluarga besarnya.

....

Kemarin, 21 Mei 2011, kita tersentak mendengar kabar dukacita, beliau pergi mendahului kita. Yoyoh Yusroh meninggal dalam kecelakaan mobil bersama dengan suami dan anak-anaknya yang saat itu sedang dalam perjalanan dari Yogyakarta menuju Jakarta setelah menghadiri acara wisuda anaknya di UGM. Mobil Inova hitam yang ditumpanginya terguling saat melaju dengan kecepatan tinggi. Diduga karena sopir yang mengendarainya mengantuk dan slip hingga mobil hilang kendali saat melintas di tikungan jalan tol Tegal Karang, Cirebon. Yoyoh Yusroh yang juga ibu dari 13 anak tersebut sudah tidak tertolong lagi, Yoyoh Yusroh tewas dalam kecelakaan tersebut, sedangkan suami dan anak-anaknya saat ini masih sedang dalam perawatan.

Jenazah Yoyoh Yusroh tiba dari rumah duka di Kompleks perumahan DPR di Kalibata, Jakarta Selatan, sekitar pukul 14.30 WIB. Jenazah tiba di RT 1/RW 1 No 54, Kelurahan Belendung, Kecamatan Benda, Kota Tangerang.

....

Saya dan keluarga sedang dalam perjalanan menuju Sumedang. Sungguh nyaris tak percaya, hingga saya beberapa kali melakukan cek-ricek kepada beberapa sahabat dekatnya di kalangan liqo. Sepanjang perjalanan, seperti orang bodoh, saya berharap kabar itu hanya isu belaka. Rasanya baru kemarin saya bicara dengan salah seorang asistennya, minta dibuatkan janji untuk jumpa. Biasanya saya bisa langsung berhubungan melalui ponsel, hanya ponselku dicuri orang jadi banyak nomer yang lenyap.

Dan jam berapapun, jika saya SMS, biasanya pula senantiasa dijawab seketika. Yoyoh Yusroh, bagiku bukan sekadar sosok legislatif, aktivis parpol yang supersibuk, melainkan sebagai sosok ibu umahat, ibu dari ibu-ibu taklim yang sangat peduli, terutama terhadap perkembangan kaum perempuan dan anak-anak.

Secara pribadi saya sempat begitu dekat dengan sosok muslimah yang satu ini, sejak 2006. Kepadanyalah saya sering curharatan mengenai berbagai hal, karya, bahkan urusan perkawinan. Ketika kondisi saya terpuruk, baik secara finansial maupun fisik, hingga saya dan anak-anak terdepak dari rumah yang selama itu kami huni. Maka, hanya dialah, Saudariku inilah yang berkenan mengulurkan tangan dengan ikhlas dan tulusnya.

“Silakan, Teteh, tempati saja rumah kami di Depok Timur itu, terserah sampai kapan saja,” ujarnya dalam nada yang sangat ikhlas, bahkan dia langsung mengantarkanku sampai kawasan Pasar Minggu.

Suaminya, Pak Budi Darmawan bersikeras mencegatkan dulu sebuah taksi untuk saya, serta telah diberikan ongkosnya sampai rumah mereka di Depok Timur. Subhanallah, sungguh pasangan suami-istri yang luar biasa!


***

Berikut adalah hasil bincang penulis dengan Umi Umar, demikian teman-teman di taklim biasa menyebutnya, suatu siang di kawasan Mampang Prapatan. Tulisan ini telah dibukukan dengan judul 30 Perempuan Pilihan Wanita Penulis Indonesia, 2010, Penerbit Zikrul Hakim, Jakarta.

“Alhamdulillah, saya bersyukur dilahirkan dalam keluarga yang sangat concern dengan pengamalan syariat Islam. Ayah saya namanya Abdul Somad, seorang guru mengaji, penceramah pada hari-hari besar Islam, dari surau ke surau, mesjid ke mesjid dan taklim ke taklim di sekitar kampung halaman saya, Batuceper Tangerang. Ayah mengajak saya untuk aktif, kemudian melatih saya pidato dengan teks terjemahan dari Arab Melayu, itu terjadi sejak saya duduk di bangku SD. Ayah sering melatih saya bagaimana caranya menyampaikan ceramah dengan baik, memikat, berkomunikasi dengan massa.” Demikian ustazah Yoyoh Yusroh mengawali perbincangan kami yang akrab, ada makanan dan minuman segar di hadapan kami.

Waktu itu saya belum berjilbab, masih pakai rok biasa dan kerudung. Saya berdiri di hadapan ibu-ibu dan bapak-bapak di majlis taklim besar, banyak sekali tuh orangnya. Kebanyakan teman saya itu murid-murid dan rekan-rekan Ayah mengaji, bahkan guru-gurunya. Ya, saya jadi akrab dengan mereka kalangan pengajian, dan mereka mengenal saya sebagai mubalig cilik.

Sedangkan peran Ibu, Aminah, sebagai guru mengaji sangat mendukung. Ibu selalu menekankan saya untuk sering-sering mengaji Al Quran. Ketika bulan Ramadhan, saat saya ingin membantunya di dapur membuat penganan. Ibu akan mengatakan; “Sudahlah, Nak, sana pergi saja mengaji. Bikin kue sih nanti juga bisa, gampang dipelajari.” Logikanya kan, kalau saya membaca Al Quran, Ibu juga yang akan mendapat pahalanya. Kalau bulan suci Ramadhan kita targetkan khatam lima sampai enam kali. Gemar dan cinta membaca Al Quran sejak kecil. Meskipun belum paham artinya, seperti Al Kahfi, Al Muluk, Al Waqiyyah saya sudah hafal sejak kecil. Ibu menekankannya, karena itu adalah sunah Rasulullah Saw.

Peran Ibu dan Ayah sangat besar dan berpengaruh untuk perkembangan pribadi, pendidikan dan kondisi saya hingga sekarang. Saya berharap dapat menyempurnakan dan meningkatkan kualitas keimanan serta ketakwaan hingga akhir hayat. Iman, amal dan ketakwaan itu kan tidak berlaku surut, melainkan harus terus berkembang, dan meningkat ke taraf lebih tinggi. Demikian bila kita ingin akhir hayat kita dalam khusnul khatimah.

“Saya tidak hafal seluruh Al Quran, tapi insya Allah, banyaklah,” ujarnya merendah, meskipun di kalangan tarbiyah beliau dikenal sebagai hafidzoh.

Cita-cita Waktu Kecil

Saya senang baca. Ayah saya juga suka membacakan tentang kisah Nabi dan para sahabat. Waktu SD saya ingin menjadi sejarahwan. Makanya, waktu masuk Fakultas Adab IAIN saya ambil jurusan Sejarah Islam. Saya bersekolah di sekolah-sekolah umum bukan di pesantren. SD dan SMP Negeri, lalu ke PGA pertama di Tangerang, dan ke PGA lanjutannya di Pondok Pinang, kemudian ke IAIN Ciputat.

Peran Sebagai Pendidik

Sejak sebelum mengenal tarbiyah, saya sudah aktif di organisasi-organisasi Islam seperti Pelajar Islam. Banyak sekali untungnya dalam berorganisasi, antara lain peningkatan wawasan dan banyak teman. Sangat positif memiliki banyak teman bagi saya yang tak pernah memilih-milih siapa teman. Memang ada plus-minusnya dalam pergaulan. Tapi ada saja kelebihan seseorang itu meskipun umpamanya dia memiliki sifat negatif. Demikian pula saya mungkin punya sikap negatif. Jadi kalau berteman kita bisa saling mengingatkan, saling meluruskan dan saling menguatkan. Insya Allah lebih banyak plusnya kalau kita banyak teman.

Kalau ada teman-teman yang ingin diajari mengaji oleh saya. Yah, insya Allah saya tidak menolak, kecuali kalau saya memang betul-betul tidak ada waktu, atau jadwalnya bentrok. Kalau saya tidak cukup waktu untuk mutabaah atau evaluasinya, biasanya akan saya alihkan kepada teman-teman lain.

Peran Sebagai Ummahat

Alhamdulillah sebagai ibu Allah telah mengaruniai saya 13 orang anak yang saya syukuri semua. Anak pertama laki-laki, kuliah di UGM, Fakultas Ekonomi semester 9. Umurnya hampir 22 bulan Desember nanti. Anak ke-2 laki-laki, awalnya kuliah di FE UGM juga, terus mendapat tawaran beasiswa dari televisi Turki untuk belajar pada Internasional Of University di Sarajevo, Bosnia. Sekarang belum ada jurusan, tapi dia cenderung ambil Hubungan Internasional. Dia bisa menghemat program studi bahasa Inggris yang seharusnya 8 bulan menjadi hanya 2 bulan, alhamdulillah.

Anak ke-3 perempuan, semester 5 di Fakultas Pertanian, UGM. Anak ke-4 laki-laki, diterima di program studi tingkat SMA atau Mahad, program Al Azhar di Mesir. Anak ke-5 laki-laki, di SMKN Yogyakarta. Anak ke-6 laki-laki, di pondok pesantren Gontor. Anak ke-7 perempuan, di As-Syifa Al Hairiyah, SMIT sekolah punya Qatar. Anak ke-8 laki-laki, di Al Hikmah Citayam yang belum lama ini hafidz Al Quran 30 juz. Anak ke-9 laki-laki, SDIT Al Hikmah Citayam, baru 5 juz hafal Al Quran. Anak ke-10 laki-laki, di Al Hikmah juga, ya, tiga orang sekolah di boardingschool Citayam itu. Anak ke-11 laki-laki, kelas 2 di SDIT Insan Mandiri. Anak ke-12 perempuan, kelas 1 di Jakarta Islamicshool. Si bungsu perempuan 4,5 tahun di TK Kecil. Anak laki-laki 9 anak perempuan 4 orang. Di semua tingkatan SD itu ada mulai kelas enam sampai kelas satu.

“Suka lupa gak ya Umi dengan nama anak-anaknya?”

“Alhamdulillah, gaklah, Teh,” sahutnya sambil tertawa tersipu. “Yah, yang anak perempuan kadang suka manggilnya salah. Keempatnya namanya kan sama lima suku kata. Jadi, Mamamamima…” lanjutnya dengan derai tawa, perpaduan antara rasa syukur nikmat dengan keharuan, dan kebahagiaan seorang ibu.

Peran Sebagai Istri

Menikah l985, alhamdulillah, suami sangat mendukung saya dalam semua kegiatan dakwah. Waktu itu kami sama-sama masih sarjana muda. Suami dari Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia. Oya, tentang poligami itu… Seperti sudah sering saya sampaikan ke media, bahwa poligami itu sudah ada sejak zaman Rasulullah. Allah menciptakan kaum lelaki itu bervariasi. Memang ada yang berkapasitas memiliki istri lebih dari satu. Kalau kita paham bahwa suami mempunyai kapasitas lebih dari satu istri, dan kalau madu kita itu bisa diajak sebagai mitra dakwah, yah, mengapa tidak kita tak saling berbagi? Saya tidak keberatan sebagai satu solusi social. Dan poligami sebagai satu nilai itu tidak boleh membantah. Adapun mampu atau tidak dia melaksanakannya itu adalah lain hal. Yang diekspos kan kebanyakan poligami yang menimbulkan ekses. Padahal kan banyak sekali yang berpoligami yang tidak menimbulkan ekses, tapi tidak diekspos. Saya pribadi dari awal sudah setuju kalau suami akan berpoligami, itu sudah bukan masalah.

Kiprah Dalam Dunia Politik

Kalau politik praktis, dulu ayah saya PPP. Saya sering diajak kampanye di panggung-panggung untuk kemenangan PPP. Ayah saya sering dipanggil pihak berwajib, bahkan keluar-masuk tahanan karena vokalnya. Misalnya bicara lantang tentang Keluarga Berencana. “Walaupun Pemerintah menyuruh kita ber-KB, tapi Al Quran tidak!” Dan itu disuarakannya di taklim-taklim, dengan menerapkan langsung dalam kenyataan. Padahal masa-masa itu Pemerintah Orba sangat represif. Masih segar dalam benak saya, malam-malam pihak keamanan mengetuk pintu.

“Anda semua siapa?” tanya Ayah dengan gagah berani.

“Kami keamanan akan mengambil Bapak untuk ditahan!”

“Oh, kalau dari keamanan seharusnya tidak malam-malam begini datang menangkap orang. Lihat, anak-anak saya ketakutan. Besok saja saya akan datang sendiri!” ujar Ayah tegas, pihak keamanan pun berlalu. Ayah orangnya konsisten, meskipun dilarang oleh Ibu, Ayah tetap datang dengan bersepeda ke Polsek Batuceper, Tangerang. Ada beberapa kali begitu saja, keluar-masuk tahanan. Saya sangat terpengaruh dengan perjuangannya. Dari kecil sudah terbayang bagaimana dunia politik itu. Eee, tapi tak pernah terbayang loh, kalau sekarang menjadi anggota DPR.

Di Partai Keadilan Sejahtera, saya termasuk salah satu dari 50 orang Dewan Pendiri. Saya pikir, politik adalah suatu keniscayaan sebagai seorang Muslim. Ketika kita menyerahkan pemerintahan kepada orang-orang yang tidak kuat untuk mensejahterakan rakyat, memperjuangkan keadilan, maka demikianlah kondisi negeri ini. Kita berharap kekayaan Indonesia yang begitu besar dapat dikelola dengan, didistribusikan secara merata. Negeri ini sudah kaya raya, tapi salah urus, sehingga kesenjangan antara si kaya dengan si miskin sangat tinggi. Sebelum menjadi anggota Dewan saya tidak tahu tidak sejauh ini, tapi setelah tahu suka prihatin sekali melihat kondisi umat, kondisi bangsa yang tidak mendapatkan hak-haknya. Karena terhalang oleh kedzaliman orang-orang tertentu yang memperkaya diri dan kelompoknya.

Dalam parlemen yang tidak homogen, semua punya kepentingan. Kita juga tidak menafikan masih ada orang-orang yang baik di partai lain. Mereka yang bisa diajak kerjasama, tapi lebih banyak lagi (dalam banyak hal) yang tidak sependapat dengan keinginan kita. Kadang-kadang dalam posisi tertentu, umpamanya dalam pengesahan undang-undang, kita tidak sependapat tapi memberikan catatan-catatan. Misalnya tentang undang-undang sumber daya air, undang-undang APBN 2006-2007. Kita ikut kaukus antikorupsi, anggaran pendidikan 26 %, perempuan parlemen.

Kita menganggap parlemen itu bukan saja sebagai mimbar politik, melainkan juga mimbar dakwah. Kita bisa menyampaikan apa yang kita inginkan. Kita bisa belajar banyak di sana, semacam universitas. Ternyata keberadaan kita di DPR itu banyak mendengar, banyak melihat, kemudian bersama teman-teman menganalisa misalnya. Itu bisa mengasah kecerdasan intelektual dan emosional. Jabatan saya sebagai ketua komisi 8 di DPR. Di PKS sebagai anggota Majelis Syuro.

Bila Banyak Tekanan

Kalau kita merasa tidak suka, tapi itu harus terjadi juga. Hiburannya, yah, di luar gedung DPR. Melihat wajah-wajah yang baik di taklim-taklim, bersosialisasi dan berkumpul dengan orang-orang baiklah. Mereka yang satupemahaman dan satu pemikiran dengan kita. Jadi, kalau berada di dalam gedung DPR terus, memang rasanya sulit sekali untuk bisa menerima kenyataan. Kalau tidak ada tugas dari partai atau sebagai anggota DPR, saya masih aktif dakwah-dakwah di perkantoran, mengisi taklim-taklim, ceramah di lembaga-lembaga strategis. Termasuk sebagai pengurus Yayasan Ibu Harapan di Depok.

Membagi Waktu

Tentang memanaj waktu, seperti saya baca dari buku-bukunya Yusuf Qordhowi, terutama tentang waktu dalam kehdupan Muslim. Yang paling efektif manakala kita bisa tepat waktu, dan waktu kita menjadi produktif. Mengikuti cara Rasulullah, bangun sebelum subuh, kita berinfak, solat tepat waktu, dan merencanakan rencana siang hari sejak malamnya. Kalau waktu itu kita rencanakan dengan baik semuanya, insya Allah akan menjadi berkah.

Tarbiyatul Awlad atau Pendidikan Anak

Di rumah ada orang-orang dekat, saudara, adik-adik yang ikut mengawasi anak-anak. Untuk hal-hal yang bersifat penting, tidak diserahkan kepada hadimat. Saya berpikir bagaimana menjadikan mereka sebagai anak-anak yang sehat, intelektual yang memadai. Kemudian, benar bahwa anak-anak itu adalah hamba Allah yang taat. Suami sangat mendukung dalam melaksanakan konsep mendidik anak. Intinya, kita mendidik anak-anak mengikuti cara Rasulullah.

Sejak mulai hamil, mengandung, melahirkan, menyusui sampai saat anak bisa bicara, dan mengikuti apa-apa yang kita lakukan. Yah, dengan panduan buku Tarbiyatul Awlad. Sekuat tenaga, sebaik mungkin kita praktekkan. Ternyata ketika kita praktekkan nilai-nilai Islam dalam mendidik anak sangat beruntung. Misalnya, melatih anak berpuasa, solat, beraktivitas sosial, bersedekah sejak dini. Anak usia 2,5 tahun mulai diajak untuk berpuasa, begitu usia 3,5 tahun dia sudah terbiasa melakukan shaum di bulan Ramadhan.

Saya sangat terharu ketika ada anakku yang lulus SMA, kemudian diterima di PTN favorit. Waktu saya ajak untuk makan bersama, dia bilang; “Gak Mi, saya lagi shaum Daud.” Ternyata bagi dia shaum Daud itu sudah merupakan kebutuhan dan kenikmatan. Semuanya bila kita ajarkan sejak kecil, sungguh sangat bermanfaat. Umpamanya dalam berjilbab, walaupun anak itu masih kecil, tapi karena telah dibiasakan berkerudung, nah kalau dia mau keluar rumah selalu berkerudung.

Saya melihat anak-anak yang mampu menghafal Al Quran, ternyata sangat cerdas secara intelektual dan emosional. Alhamdulillah, anak-anak yang saya didik menghafal Al Quran, mereka dapat lulus SPMB, sekolah di PTN favorit. Mendidik anak secara Rasulullah itu bagi saya sangat tepat. Boleh saja kita mengambil teori-teori dari luar, tapi itu hanya sebagai pengayaan.

Tanggung jawab orang tua dalam pendidikan keimanan, mengarahkan mereka mempunyai keimanan yang kuat. Saat anak mengeluh, kita bandingkan keadaannya dengan yang lebih tak beruntung. Sehingga dia tetap bisa kembali mensyukuri nikmat-Nya. Bagaimana mencintai Allah, mencintai Nabi, bukan mengidolakan ibu-ayah yang bisa saja berbuat kekhilafan. Mencintai Al Quran dan para pejuang Islam. Kita juga mendidik anak-anak tentang makanan yang halal.

Pendidikan akhlak; akhlak kepada orang tua, kepada sesama, kepada tetangga. Bagaimana anak bersikap terhadap orang tua, misalnya, saya mendidik mereka secara realis. Jika ada anak yang mengatakan hal-hal jelek, misalnya, saya tidak akan memarahinya, tapi mengusut dulu dari mana sumbernya. Intinya kita tidak boleh panik dalam mendidik anak.

Suatu saat saya cerita kepada anak-anak, bagaimana tentang perjuangan para mujahid. Anak-anak kemudian sama ingin mati syahid. Nah, kalau ingin mati syahid itu kita harus cerdas. Karena musuh akan menembak komandan duluan bukan prajurit. Jadi komandan itu bukan orang bodoh. Kalau mau cerdas harus belajar. Kalau mau belajar enak ya harus makan, sehat. Sudah solat? Belum. Nah, katanya mau menjadi anak yang benar. Intinya kita mengajak dengan bahasa yang sederhana dan bisa dipahami anak-anak. Dengan bahasa yang positif. Tidak perlu kita menatakan; “Kamu anak yang nakal!” Tapi bisa dengan; “Kamu anak yang soleh, tapi perbuatanmu tadi tidak benar, ya Nak” Atau; “Umi sayang sama Abang, tapi perbuatan Abang tadi seperti anak yang tak mau disayang…” Di rumah kami kata-kata penghakiman, hujatan, sesalan atau cemoohan diharamkan.

Keseimbangan Dunia dengan Ukhrowi

Intinya kita menikmati semua karunia Allah. Kapan saatnya kita harus menikmatinya, dan kapan pula harus menahan. Saya beri pengertian kepada anak-anak, meskipun mereka anak anggota DPR, tapi tidak harus selalu pergi sekolah diantar-jemput mobil pribadi. Makan tidak harus selalu di restoran, umpamanya. Saya sering perlihatkan isi tas; “Nah, ini amplop untuk Palestina, ini untuk infak, ini untuk yatim-piatu. Uang Umi tinggal segini. Kalau menuntut seperti keinginan kalian, mau gak kita pakai uang riba?” Akhirnya mereka bisa menerima kenyataan. Yah, kita harus realistislah, mengatakan apa adanya.

Misalkan, ada anak yang kepingin ponsel, ini biasanya setelah SMP. Itu juga pakai proposal; apa manfaatnya, apa mudharatnya. Ketika kecil anak-anak tidak dibiasakan menonton televisi. Nah, setelah besar, tiga anak mewakili dan bikin proposal bagaimana pentingnya televisi. Tapi itupun untuk acara-acara tententu saja, tidak yang membuang-buang waktu.

“Intimya saya masih terus belajar, baik sebagai ibu, sebagai politikus, sebagai wanita solehah,” pungkasnya merendah.

...


Kini, perempuan pilihan itu telah mendahuluiku, mendahului kit asemua. Semua kebaikan dan keikhlasannya dalam berbagi, baik ilmu maupun finansial, semoga menjadi pahala dan memudahkannya dalam perjalanan menemui Sang Khalik.

Selamat Jalan, Saudariku Cinta, Yoyoh Yusroh, sampai jumpa, bila waktuku tiba. (Pipiet Senja)


*)sumber dari blognya Pipiet Senja http://pipietsenjaa.blogspot.com/2011/05/perempuan-pilihan-itu-telah-pergi.html?spref=tw


*posted: pkspiyungan.blogspot.com
Readmore »»