Selasa, 04 Januari 2011

Hidangan Halaqoh (bag.1)



Disini….
Ada tawa, ada canda, ada air mata, ada marah, ada kesal, ada kecewa, dan selalu ada nasihat…
Anda pasti mengalaminya juga..mungkin lebih dari apa yang ditulis disini…
Ini adalah refleksi sebuah kelompok kecil yang begitu akrab begitu dekat begitu hangat..
Anda mungkin akan tersenyum saat ada kejadian yang sama dengan kehidupan halaqoh anda..
Anda juga mungkin akan terlintas kesal lalu diiringi istighfar saat ada kejadian yang tak mengenakan hati anda..
Anda pun akan terbayang dengan saudara-saudara anda, murobbi murobbiah anda saat kisah demi kisah dihidangkan dihadapan anda dalam artikel ini..
Si “A” yang humoris si “B” yang pendiam si “C” yang cerewet si “D” yang sensitive si “E” yang semangat si “F” yang lebih alim si “G” yang mengesalkan si “H” yang dekat dengan anda si “I” yang perfectionis si “J” yang lugu si “K” yang empati si “L” yang jarang hadir dan lain-lain.
Itulah warna dalam sebuah halaqoh. Saya, anda, atau siapapun tak bisa mengubahnya. Setiap person memiliki karakter dan keunikan tersendiri..karena itu begitu indah memahami dari pada minta difahami..
Selamat menikmati hidangan halaqoh yang begitu istimewa.. semoga halaqoh anda semakin solid dan persaudaraan anda semoga semakin indah..
Ada rindu mengharu biru…
Ada cinta kian merekah…
Berbalut ukhuwah nan indah…
Berpondasi iman dan aqidah…
Berhias itsar dan tadhiyyah…
Begitulah...
Allah jadikan kita bersaudara…
Taris Suprayitno

Hidangan 1
TA’ARUF
“ikwah fillah al-hamdulillah kita kedatangan saudara baru di halaqoh kita, dan sebelum kita lanjutkan agenda halaqoh kita, alangkah baiknya kalau kita ta’aruf terlebih dahulu dengan saudara kita” kira-kira seperti itu MC membuka ta’aruf dengan saudara yang baru bergabung di sebuah halaqoh.
Saat itu sebuah senyum simpul terkembang dari bibir – bibir dari wajah yang penuh tawadhu, yang bersinar dengan wudhu.
Semua mata menatap pada satu titik, tatapan yang hangat dan penuh persaudaraan, meski nama belum juga disebutkan tapi ikatan hati sudah begitu kuat, persaudaraan sudah terjalin mengalir di dalam tubuh dan bersemayam di dalam hati saat jabat tangan pertama semua itu terjadi..
Ya begitulah ukhuwah karena iman dalam hati karena kesatuan aqidah yang mengikatnya, maka ia langsung terbangun kokoh meski sebuah nama belum disebutkan.
“ya akhi antum awalan”
“toyib stadz”
“salamu’alaikum Wr. Wb”
“alaikumsalam Wr. Wb”
“nama ana syauqi fillah, biasa dipanggil syauqi, tempat tanggal lahir Tangerang 13 Februari 1984 tinggal di daerah Pinang Tangerang. Mulai tarbiyah tahun 2001, motto ana menjadi manusia berprestasi di dunia dan akhirat. Status belum menikah…..
Tiba-tiba saja, riuh rendah tawa terdengar saat terucap “belum menikah”
“…oooh belum menikah toh”
“trus kapan rencananya?”
“sudah ada calon belum nih”
“mau yang gimana maunya, banyak nih di ana”
“tapi susah sih, niat aja belom berani…”
Ya…sebuah perkenalan itu, tiba tiba saja terpotong.
Yang awalnya perkenalan cukup syahdu, kini berubah menjadi seperti pasar kaget. Siapapun saat itu akan berbicara, kecuali si bujangan yang hanya ikut dalam canda ringan dengan tertawa atau pun tersenyum.
“..ok lanjut akh”
Masih dalam suasana kekeluargaan dengan wajah yang pucat bahagia karena “diledekin” saudaranya yang baru dikenal itu, ta’aruf pun dilanjutkan.
“ana lanjutkan. Hobby naik gunung dan dunia seni. Aktifitas saat ini sebagai ketua DPRa PKS Cipete. Nomor sepatu ana 42.”
“…hahaha, bisa aja antum”
Tawa ringan kembali menghias pertemuan itu..gara-gara perkenalan menyebut “nomor sepatu..hehe”
“…cukup kali ya, silahkan kalo ada yang mau bertanya.”
Dalam beberapa menit saja, pertemuan itu menjadi sangat berkualitas. Lihat saja mereka dalam kelompok itu sudah seperti keluarga. Sindir sana sindir sini. Padahal pertemuan itu terjadi hanya beberapa menit yang lalu. Mereka seolah sudah mengenalnya beberapa tahun yang lalu.
Begitulah sebuah ta’aruf yang insyaallah, Allah berperan disana. membuat pertemuan hari itu menjadi begitu hangat dan indah. Pertemuan individu – individu yang saling mengikat hati dalam taat pada-Nya, membuat semakin bermakna dan mengagumkan. Lihatlah, pertemuan yang hanya beberapa detik itu, telah memiliki pengaruh dalam lubuk hati terdalam.
Inilah hidangan halaqoh pertama; Ta’aruf. Sebuah hidangan yang wajib dihidangkan pertama kali dalam membangun persaudaraan antar mukmin yang berjuang dijalan-Nya..bersambung
http://www.islamedia.web.id/2011/01/hidangan-halaqoh.html

Tidak ada komentar: